Page 133 - EBOOK_100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia
P. 133

Ketika Benny, panggilan akrabnya, menjabat se­
         bagai Panglima ABRI sekaligus Panglima Kopkamtib
         (1983-1988)  nyaris tak terdengar ada gerakan makar
         me law an pemerintah. Sedikit saja gerakan yang cen­
         derung  melawan  pemerintah  langsung  diberangus.
         Peristiwa  Tanjungpriok, 12 September 1984,  adalah
         salah satu buktinya.  Ia melibas tanpa ampun mereka
         yang  dianggapnya  berseberangan  garis  politik  de­
         ngan  pemerintah.
             Setelah meletusnya  Peristiwa  Tanjungpriok,  so­
         sok Benny menjadi pusat perhatian. Kontroversi pun
         muncul ketika kasus tersebut dilihat dari sudut pan­
         dang yang primordialistik. "Saya ingin menegaskan,
         umat Islam tidak dipojokkan. Dan tidak akan pernah
         dipojokkan,"  kata  Benny  beberapa  minggu  setelah
         tragedi  Tanjungpriok  terjadi.
             Benny  kemudian  menerapkan  strategi  komuni­
         kasi  untuk  membersihkan  citra  dirinya  di  depan
         umat Islam. Dengan sigap Benny berhasil merangkul
         tokoh-tokoh  masyarakat,  khususnya  alim  ulama.
         Kunjungan  silaturahmi  ia  lakukan  di berbagai  dae­
         rah.  Dan  dengan  fasihnya,  Benny  yang  menganut
         agama  Katolik  itu  mampu  mengucapkan  assalam­
         mualaikum.
             Sikapnya  yang  tegas,  posisinya  yang  strategis,
         dan luasnya jaringan intelijen yang dikendalikannya,
         membuat  ia  menjadi  sosok  yang  berkuasa  secara  de
         facto.  Pada  saat  menjabat  Menhankam/Pangab,  dia
         malah  disebut-sebut  sebagai  orang  nomor  dua  ter­
         kuat  setelah  Presiden  Soeharto.  Bahkan  ia  sempat
         disebut-sebut sebagai kandidat wakil presiden, yang
         memiliki peluang untuk menjadi Presiden  RI.

         116
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138