Page 191 - EBOOK_100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia
P. 191

hingga zaman republik}, maka Sartono membalikkan
          kebiasaan  tersebut.  Ia  menulis  sejarah  dari  persepsi
          wong  cilik.  Justru  karena  itu,  hasil  karyanya  memi­
          liki  banyak  keistimewaan.
              Sartono  merasa  risi  jika  kehidupan,  koz:sep  hi­
          dUPf  dan sejarah Indonesia ditulis oleh para peneliti
          dan penulis asing, apalagi kalau ditulis dalam konsep
          Barat. Ia pun menggunakan perspektif lokal dan mas­
         yarakat bawah dalam penelitian dan penulisan hasil
         karyanya. Ia menjadi pelopor dalam pendekatan ter­
          sebut.
              Lahir di Wonogiri, 15 Februari 1921, konon lelu­
         hurnya yang  berasal  dari  Solo  merupakan pengikut
         Pangeran Diponegoro. Sejak kedl  ia sudah ditinggal
         wafat  ibunya.  Ayahnya  Tjitrosarojo,  pegawai  pos  di
          zaman  Belanda,  kemudian  menikah lagi,  dan  mem­
         berinya  dua  adik.
             Sejak  ked 1  Sartono  sudah  mengidap  penyakit
          selaput jala  (retina) mata, yang mengaburkan  peng­
          lihatannya.  Tentu  hal  itu  sangat  mengganggu  kese­
          nangannya  membaca,  karena  harus  dibantu  kaca
         pembesar. Dengan keterbatasannya ia tak menyerah
          sebagai  hidup  berarti  menjawab  tantangan,  begitu
          prinsip  hidupnya.
             Sartono  yang  pernah  menjadi  ketua  AMKRI
          (Angkatan  Muda  Katolik  Republik  Indonesia)  ini
         adalah  lulusan  Hollands  Inlandsche  Kweekschool
          (HIK), sekolah guru. Dari sinilah ia mulai mengawali
         kariernya sebagai guru. Berturut-turut menjadi guru
         SD  di  Salatiga  (1941-1945), guru SMP  di Yogyakarta
          (1946-1950),  guru  SMA di Jakarta  (1950-1956),  sam­
         pai menjadi dosen Universitas Gadjah Mada Yogya­


         174
   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196