Page 187 - EBOOK_100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia
P. 187

Pada 1983,  Kiai Syukri Gozali  -- ketika itu  Ketua
          Vmum  MVI  - menyatakan  bahwa  Alquran  haram
          untuk dinyanyikan. Pernyataan itu menampar Rho­
          rna  yang  baru  meluncurkan  album  La  Illaha  Illalah.
          Rhoma  pun  membela  diri.  Di  hadapan  para  ulama,
          Rhoma  memutar  kaset-kasetnya  yang  bernafaskan
          Islam.  "Tidak  ada  ayat  Alquran  yang  didangdut­
          kan,"  ujar Rhoma ketika  itu.
              Rhoma  lahir  dengan  nama  Irama  pada  11  Oe­
          sember  1947,  di  Tasikmalaya,  Jawa  Barat,  sebagai
          putra dari Raden Burda  Anggawijaya, seorang pen­
          siunan ABR!.  Bakat  menyanyinya  sudah tampak  se­
          jak keci!.  Pernah seisi kelas di  sekolahnya kosong ka­
          rena  menonton  ia  menyanyi.
              Perjalanan  karirnya  tidak mudah.  Ia pernah jadi
          gelandangan  dan  pengamen  jalanan  di  Solo.  Saat
          itu,  selepas  SMA  (1964),  Rhoma  ingin  mendalami
          ilmu agama  ke Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa
          Timur.  Karena kehabisan  bekal,  ia terpaksa menga­
          men.  Saat  menerima  uang hasil mengamen,  Rhoma
          memutuskan  menjadikan  musik  sebagai  profesi.
              Tahun  1974  ia  menunaikan  ibadah  haji  sebagai
          ungkapan  terima kasih kepada Tuhan karena album
          Begadang  sukses  besar.  Sepulang  dari  tanah  suci,  ia
          melengkapi  namanya  menjadi  Rhoma  alias  Raden
          Haji  Oma  Irama.
              Selain mencipta lagu dan menyanyi, Rhoma juga
          bermain film dan sempat aktif dalam politik. Namun
          sikapnya dalam politik tidak sekonsisten dalam ber­
          musik.  Awalnya  ia  mendukung  PPP.  Tapi,  menje­

          lang  pemilu 1997,  ia  menyeberang ke Golkar.  *****


          170
   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192