Page 184 - EBOOK_100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia
P. 184

sendirian  mendobrak  kungkungan  adat.  Kaum  pe­
        rempuan  diciptakan  sarna dengan laki-laki,  dan ha­
        nya  berbeda  dalam  bentuk  fisik: Karena itu,  Kartini
        berpendapat bahwa pendidikan tidak perlu menjadi
        hak istimewa kaurn laki-Iaki, tapi  juga hak kaum pe­
        rernpuan.
            Kartini  adalah  putri  Bupati  Jepara,  Raden  Mas
        Adipati Ario  Sosroningrat.  Ia lahir pada  tanggal  21
        April 1879. Sejak kecil ia ingin menjadi  seorang dok­
        ter.  Tetapi,  ia  hanya bisa  bersekolah  hingga  usia  12
        tahun. Setelah itu ia dipingit sampai ada lelaki yang
        mau menyuntingnya. Di tengah masa penantian yang
        tidak  pasti  itu,  Kartini  masih  boleh  membaea  buku­
        buku  baeaan  terbitan  Belanda  yang  memperkaya
        wawasannya.  Tapi, rnalah  makin banyak  pemikiran
        yang berkeeamuk dalarn dirinya.  Ia gelisah memikir­
        kan nasib kaurn perempuan. Ia juga gelisah menyak­
        sikan nasib  rakyat  keeil.
            "Hidup  ini  patut  kita  hayati!  Bagaimana  kita
        mau  menang  kalau  kita  tidak  berjuang  lebih  dulu?
        Dan  dengan  bergulat  kita  memperoleh  kekuatan.
        Dan  dengan  tersesat-sesat  kita  menernukan  jejak,"
        kata  Kartini  dalam  suratnya  kepada  Abendanon,
        Direktur  Pengajaran  Belanda,  yang rnenjadi  ternan
        dekatnya.
            Kartini mulai diteguhkan dan dari balik dinding
        pingitan, ia rnulai berbuat sesuatu. Kartini membuka
        sekolah bagi para gadis Jepara. Tetapi cita-cita mulia­
        nya  sekali  lagi  harus  kandas  oleh  kekuasaan  adat.
        Sudah  ada  rene ana  lain  untuknya,  yakni  menikah
        dengan  Bupati  Rembang,  Raden  Adipati  Joyodi­
        ningrat.  Padahal beberapa saat menjelang perkawin­


                                                          167
   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189