Page 27 - MODUL RANI (REVISII) 3_Neat
P. 27

Setelah Taifah mendengar kata perempuan itu, maka Taifah pun segera kembali ke

               rumahnya. Maka segala kata itu sekaliannya diceritakannya kepada anak-istrinya. Maka kata
               istrinya, “Tuan hamba bawalah anak kit aini pergi beri, jikalau boleh selamat tuan kita.”


                       Maka  oleh  Taifah  diambilnya  seorang  anaknya  yang  dikasihi  itu,  dibawanya  pergi
                                                                             1
               kepada perempuan itu, lalu diikatnya, serta dihunusnya kanjar, ) dihantarkannya pada leher
               anaknya. Baharu hendak disembelihnya, maka oleh perempuan itu segera ditangkapnya tangan

               Taifah itu, seraya katanya, “Janganlah anakmu ini kaubunuh. Bahwa sesungguhnya kembalilah
               aku ke istana rajamu, daripada tulus hatimu berbuat bakti kepada rajamu; maka berbahagialah

               raja kamu dan daulatnya pun bertambah-tambah dan umurnya pun panjang dilanjutkan Allah
               subhanahu wa ta’ala.” Maka perempuan itu pun lenyaplah. Maka oleh Taifah pun dilepaskan

               anaknya yang diikat itu, lalu dibawanya kembali ke rumahnya.


                       Adapun tatkal aitu raja Tabaristan sudah mengikut dari belakang mengintaikan segala
               kelakuan dan perkataan Taifah dengan suara perempuan itu, sekaliannya habislah didengarnya

               oleh raja Tabaristan itu. Maka raja pun kembalilah ke istannaya.

                       Maka Taifah pun berpikirlah di dalam hatinya, “Hendak pun aku katakana kepada raja,

               seperti kata perempuan itu, bahwa saya sekali-kali raja tiada percaya akan kataku ini; jika

               demikian, baiklah kukatakan kata yang lain-lain.”

                       Hatta seketika lagi Taifah pun datanglah mengahadap raja. Maka apabila Taifah itu

               datang  mengahadap,  maka  raja  Tabaristan  pun  pura-pura  bertanya  kepada  Taifah,  “Suara
               apakah itu?”


                       Maka sembah Taifah, “Ya tuanku syah alam! Suara itu suara orang berkelahi siami-
               istri; sudahlah patik perdamaikan.”


                       Maka titah raja Tabaristan, seraya tersenyum di dalam hatinya, “Hai Taifah! Tiadakah

               engkau ketahui aku melihat barang kelakuanmu itu, hai saudaraku? Bahwa sesungguhnya aku
               saudaramu: insya Allah lihatlah olehmu kubalas kasihmu akan daku itu.”


                       Maka hari sianglah. Maka raja Tabaristan pun memberi anugerah akan Taifah sebuah
               negeri  dan  harta  pun  terlalu  banyaknya  tiadalah  terkira-kira  lagi,  dan  serta  diberinya  pula

               kerajaan akan dia itu selama hidupnya sampai kepada anak cucunya, serta diakui baginda akan
               dia saudara.”






                                                            20
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32