Page 133 - Modul Pencemaran Air, Tanah, Udara, dan Fisik
P. 133
Modul Pencemaran Air, Tanah, Udara, dan Fisik
edema, heat rash, heat crumps, dan heat syncope) ke keadaan yang lebih serius (heat exhaustion)
hingga berat seperti heart stroke yang dapat mengancam jiwa. Belum ada bukti bahwa manifestasi
ringan akan mengalami progres menjadi yang lebih berat jika tidak diberi terapi yang baik. Namun
tanpa terapi, heat exhaustion memiliki potensi untuk menjadi heat stroke.
a. Heat edema adalah manifestasi ringan dari penyakit akibat panas dengan bentuk heat rash
dan heat rash. Heat edema timbul pada jaringan lunak yang mengalami pembengkakan,
umumnya pada ekstremitas bawah. Vasodilatasi perifer terjadi untuk meningkatkan
pengeluaran panas sehingga cairan interstitial terakumulasi pada ektremitas bawah. Edema
dalam kasus ini adalah self-limiting dan biasanya tidak lebih dari satu minggu. Tatalaksana
awal yang dapat dilakukan adalah elevasi ektremitas. Diuretik tidak diberikan karena
memungkinkan eksaserbasi deplesi cairan (Grubenhoff, Du and Rooselvet, 2007) (Howe
and Boden, 2007).
b. Heat rash atau miliaria rubra atau biang keringat ditandai dengan pinpoint eritema papular
yang sering kali disertai dengan rasa gatal, dan dapat terjadi erupsi pada daerah yang
tertutup pakaian. Biasanya terjadi di daerah pinggang atau daerah yang sering berkeringat
seperti wajah, ekstremitas atas, dan leher. Keringat berlebih dapat menyumbat saluran
keringat hingga terjadi obstruksi yang akan menimbulkan kebocoran kelenjar keringat
hingga epidermis dan dermis. Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan adalah
penggunaan pakaian yang longgar. Gejala yang berkepanjangan menyebabkan infeksi
sekunder Staphylococcus (Grubenhoff, Du and Rooselvet, 2007) (Howe and Boden, 2007).
c. Heat syncope adalah fainting sekunder akibat kurangnya perfusi selama dan setelah bekerja
dalam keadaan panas. Deplesi volume, vasodilatasi perifer, dan penurunan tonus
vasomotor untuk meningkatkan aliran darah ke perifer mengakibatkan penurunan aliran ke
sistem saraf pusat. Heat syncope terjadi bersamaan dengan hipotensi ortostatik akibat
vasodilatasi perifer. Posisi berdiri terlalu lama dan perubahan posisi tubuh yang cepat dapat
menyebabkan heat syncope. Suhu pada keadaan ini adalah normal atau sedikit meningkat.
Tatalaksan yang dapat diberikan adalah posisi berbaring, istirahat, dan pemberian rehidrasi
secara oral ataupun intravena (Grubenhoff, Du and Rooselvet, 2007) (Seto, 2005) (Lugo-
Amador, Rothenhaus and Mayor, 2004).
d. Heat cramps merupakan salah satu indikasi awal penyakit akibat panas berupa spasme otot.
Hal ini terjadi akibat paparan panas berlebih yang engakibatkan keringat berlebih dengan