Page 97 - Modul Pencemaran Air, Tanah, Udara, dan Fisik
P. 97
Modul Pencemaran Air, Tanah, Udara, dan Fisik
Dengan konsentrasi 0,3 ppm selama 8 jam akan menyebabkan iritasi pada mata.
0,3 -1 ppm selama 3 menit s.d. 2 jam akan memberikan reaksi seperti tercekik, batuk,
kelesuan.
1,5 – 2 ppm selama 2 jam akan mengakibatkan sakit dada batuk-batuk, sakit kepala,
kehilangan koordinasi serta sulit ekspresi dan gerak.
Ozon pada konsentrasi 0,3 ppm dapat berakibat iritasi terhadap hidung dan tenggorokan.
Kontak dengan ozon pada konsentrasi 1,0 – 3,0 ppm selama 2 jam mengakibatkan pusing berat
dan kehilanan koordinasi pada beberapa orang yang snsitif. Sedangkan kontak dengan
konsentrasi 9,0 ppm selama beberapa waktu dapat mengakibatkan endema pulmonari pada
kebanyakan orang. Kombinasi ozon dengan SO2 sangat berbahaya karena akan menyebabkan
menurunnya fungsi ventilasi apabila terpajan dalam jumlah yang besar. Kerusakan fungsi
ventilasi dapat kembali baik mendekati fungsi paru-paru normal pada orang yang terpajan
dalam tingkat rendah (Fardiaz, 1992) (Soedomo, 2000).
3. PM (Particulate Matter)
Partikulat (particulate matter) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
partikel yang tersuspensi di udara. Partikel ini bisa berupa padat ataupun cairan, dan merupakan
salah satu bentuk polusi yang paling nyata atau sering terjadi karena bisa terlihat jelas
contohnya yaitu: kabut yang menyelimuti suatu kota atau suatu wilayah (Fitria, 2009). PM
tersusun atas partikel kecil dari debu, aerosol di udara, kebakaran hutan, pesawat, industri, dsb.
Partikel kecil dari PM disebut sebagai ultrafine particles biasanya dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar. Jika terhirup, partikel ini bisa mengendap di paru-paru bahkan pada penelitian di
hewan partikel ini bisa mengendap di otak (Oberdorster, et al., 2004). Partikulat yang penting
bagi kesehatan masyarakat adalah PM10 dan PM2,5. PM10 adalah partikulat padat atau cair
yang melayang di udara dengan nilai median ukuran diameter aerodinamik kurang dari 10
mikron (Gilliland, 2009). PM2,5 merupakan partikulat dengan ukuran diameter kurang dari 2,5
mikron. Partikulat jenis ini dapat berada di atmosfir dalam waktu yang tidak terbatas, serta
memiliki kemampuan menyebarkan cahaya sehingga dapat mengakibatkan penurunan jarak
pandang (EPA, 2006).
97