Page 116 - Sastra Anak Sandi Budiana, M.Pd
P. 116

Setelah sampai di ruang tamu, Anin buru buru duduk di sebelah
          Nia.  Ia  pun  merangkul  tangan  Nia.  “Eh  kamu  kenapa  Anin?  Kok
          mukanya pucat” tanya Nia. “Serem banyak patungnya terus banyak
          wangi  wangi  bunga  ,  jadi  merinding”  Kata  Anin.  Bisma  tertawa
          melihat  Anin.  “Maaf  ya  rumahku  banyak  patungnya  karena  ayahku
          menyukai  patung  kesenian  Bali”  jelas  Bisma  “Jadi  patung  patung
          dan  topeng  mengerikan  itu  milik  ayahmu?  Lalu  kenapa  di  dekat
          pohon yang besar banyak bunga dan buah-buahan?” tanya Anin
               “Karena aku berasal dari Bali, ayahku ingin melestarikan budaya
          yang  sudah  dilakukan  sebelum  pindah  ke  Kota  Bogor.  Di  Bali
          banyak  sekali  pohon  yang  dikeramatkan  dan  diberi  kain  kotak-
          kotak  hitam  ”Jawab  Bisma.  “Tuh  Nin,  kamu  malah  takut”  ledek  Nia.
          “He he maaf, terus buah buahan itu buat apa?” Tanya Anin lagi. “ itu
          untuk  penghormatan  kepada  penunggu  di  pohon  tersebut.  Kita
          berterima  kasih  karena  mereka  telah  menjaga  rumah  kami”  jawab
          Bisma.


































                                                                     112
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121