Page 183 - Sastra Anak Sandi Budiana, M.Pd
P. 183
“Pinter, Kamu.” Ayah memujiku.
“Iyalah, Bunga Insyira.”
“Anak siapa dulu dong” tambah ayah
“Anak bunda dooooonk” balas aku mencandai ayah.
Pada hari minggu sore aku dan ayah sudah berada di depan
rumah Pak Anto.
“Selamat sore” ayah menyapa Pak Anto yang sedang menyiram
rumput di halaman rumahnya yang luas.
Di samping taman dapat kulihat kolam yang sengaja dibuat dangkal.
Airnya yang jernih menyebabkan aku dapat memandangi ikan-ikan
yang berwarna-warni dengan jelas.
Batu-batu yang ditata sedemikian rupa berpadu dengan tanaman
yang hidup di atas air menambah cantiknya kolam itu. Lumut
berwarna hijau yang tumbuh di sisi-sisi dinding kolam membuat aku
semakin betah memandang.
“Selamat sore. Eh ada Kak Bunga. Ayo, sini. Silahkan!” Pak Anto
dengan akrab mempersilakan aku dan ayah memasuki rumahnya.
Tidak lupa Pak Anto memanggil Joana.
172