Page 181 - Sastra Anak Sandi Budiana, M.Pd
P. 181

LAGU BARU




              Namaku Insyira tapi ayah dan bunda memanggilku Bunga. Ayahku
         seorang  penulis  lagu.  Berisik  dibuatnya  sore  hari.  Suara  gitar,
         vokalnya yang asal mencari nada terenak versinya. Inilah nasib anak
         seorang musisi kataku dalam hati. Tiba-tiba pandangan ayah menuju
         padaku  yang  sedang  asyik  menyiram  tanaman,  Aku  memang  selalu
         meyiram  tanaman  2  kali  sehari.  Tugas  merawat  tanaman  ini  sesuai
         dengan  permintaa  ibuku.  Kata  ibuku  menyiram  tanaman  harus
         teratur supaya tumbuh subur dan sehat.
                 “Sini!  Ayah  punya  lagu  baru”  kata  ayah  dengan  wajah    bersinar.
         “Terus!” aku menjawab ketus. Ini lagu anak, Bunga.  masa ayah yang
         nyanyi.  Aku  mau  tak  mau  medengarkan  suara  cempreng  bagai
         kaleng  rombeng  suara  ayahku.  Tapi  aku  suka  nadanya.  Gampang
         diikuti. Enak didengar.





















                 Hari  Minggu  ayah  mengajak  aku  ke  rumah  Joana  di  Kota  Bogor.
         Tepatnya  di  Perpumahan  Graha  Padjajaran  Katulampa  Bogor.  Tapi
         aku  lupa  blok  berapa.  “Besok  kita  main  ke  rumah  Joana,  yah!.  Ajak
         ayahku.    “Horee”  tembalku  spontan.  “Jam  berapa,  Yah?”  Aku  begitu
         penasaran.  Ayah  tampak  senang  ajakannya  kusambut  dengan
         semangat.


                                                                     170
   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186