Page 70 - Sastra Anak Sandi Budiana, M.Pd
P. 70
KERESAHAN MELINDA
Melinda hari ini tampak murung, ia terduduk di kursi taman di
samping rumahnya. Ibunya yang sedari tadi memperhatikan tingkah
laku putrinya itu akhirnya memilih mendekati Melinda. "Sayang
kenapa kamu murung?" Tanya ibu, ia mengusap kepala putri
kecilnya itu. "Aku mendapatkan tugas menggambar cita-citaku Bu"
Jawab Melinda, suaranya lirih. "Lalu kenapa belum kamu kerjakan
nak? Bukankah cita-citamu menjadi dokter? Sejak kecil kan kamu
seringkali berkata kalau kamu ingin menjadi dokter. Lantas apa yang
membuatmu bimbang nak?" Tanya ibu kembali. "Tadi aku diejek oleh
Karina, ia bilang mustahil aku bisa menjadi seorang dokter karena
aku sering sakit-sakitan" jelas Melinda.
Ibunya mulai memahami kekhawatiran Melinda. “Sayang, ibu ingin
bertanya, mengapa kamu mau menjadi seorang dokter?” tanya
Ibu.“Aku ingin membantu menyembuhkan orang yang sakit. Melinda
sering merasakannya, sakit itu tidak enak Bu” Ujar Melinda.“Nah,
sebelum menyembuhkan orang lain, kamu harus bisa merawat diri
sendiri dengan baik. Harus bisa menjaga kesehatan, karena sehat itu
penting sekali sayang. Bayangkan jika seorang dokter sakit, dia
tidak akan bisa membantu menyebuhkan pasien-pasiennya “. Ujar
Ibu. “Iya ya Bu,mulai sekarang aku akan lebih menjaga kesehatan
dan mengikuti kata dokter biar nanti aku bisa jadi dokter yang baik
dan sehat selalu ya Bu, seperti dokter Sera” Ucap Melinda. "Oh ia,
nanti sore kita pergi ke rumah dokter Sera ya? Ibu mau melakukan
pemeriksaan kesehatan ibu dengan dokter Sera, Melinda harus ikut
ya" ajak ibu.
66