Page 66 - Sastra Anak Sandi Budiana, M.Pd
P. 66

Ibu mendekati Budi, memegang pundaknya, dan duduk di samping
         Budi. “Bud, tentu saja ibu akan bangga jika nanti kamu menjadi pilot.
         Tetapi  setiap  orang  memiliki  kelebihan  dan  kekurangan.  Jangan
         bangga  dengan  kelebihan  kita.  Jangan  juga  menyesal  dengan
         kekurangan  kita.  Jika  tidak  bisa  menjadi  pilot.  Ibu  yakin  kamu
         mempunyai  kelebihan  untuk  menjadi  orang  sukses  nanti.  Jadi  apa
         pun cita-citamu nanti, jadilah orang sukses. Jadi apa pun kamu nanti,
         selama  itu  baik,  ibu  akan  selalu  bangga  dan  menyayangimu”  ibu
         menasehati Budi  dengan suara yang lembut.
               “Ayo,  sekarang  pergilah  ke  masjid.  Takbiran  dan  berdoa  meminta
         petunjuk-Nya”  saran  ibu.  “Tapi  Bu,  nanti  Budi  malu.  Nanti  pasti
         banyak     yang     mengolok-ngolok”     Budi     menyampaikan
         kekhawatirannya.  “Ayo  jangan  malu.  Biarkan  saja  jika  ada  yang
         mengolok-mgolok  kamu.  Jadikan  olokan  itu  sebagai  pemacu  kamu
         membuktikan  untuk  menjadi  orang  sukses.  Dan  ingat,  kamu  harus
         selalu  baik  kepada  orang  lain,  sekalipun  itu  orang  yang  mengolok-
         olok kamu” ibu meyakinkan perasaan Budi.
                 “Baiklah,  Bu.  Kalau  begitu  Budi  pamit  akan  pergi  ke  masjid  untuk
         takbiran”. Pamit Budi, Setelah berpamitan akhirnya budi pun pergi ke
         Masjid untuk ikut Takbiran.



























                                                                     62
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71