Page 62 - Sastra Anak Sandi Budiana, M.Pd
P. 62

Upaya keras Budi membuahkan hasil. Dengan keringat membasahi
         tubuhnya,  Budi  sampai  di  pucuk  pohon  kelapa.  Tanpa  membuang
         waktu,  golok  yang  dibawanya  ditebaskan  ke  bagian  pangkal  pucuk
         pohon  kelapa.  Lalu  dilemparkannya  batangan  pucuk  pohon  kelapa
         tersebut  ke  arah  baw86h  menuju  tanah.  Budi  merasa  sangat
         berbahagia.    Namun,  kebahagiaan  yang  dirasakannya  tidak
         berlangsung  lama.  Kebahagiaan  begitu  cepat  berubah  menjadi
         musibah  yang  tidak  terlupakan.  Di  atas  pohon  kelapa  inilah  Budi
         harus mengubah cita-citanya untuk menjadi seorang pilot.
























                 Di  atas  pohon  kelapa  itu  Budi  terjebak.  Dia  tidak  bisa  turun.
         Semua  jalan  untuk  turun  seperti  tertutup  rapat  oleh  batang-batang
         daun  kelapa.  Budi  kebingungan  dan  ketakutan.  Angin  yang  kencang
         menambah  kengerian  Budi.  Dia  berpegangan  erat  ke  sisa  batang
         pucuk  yang  ditebangnya.  Semakin  kencang  angin,  pohon  kelapa  itu
         semakin  bergoyang.  Budi  tidak  berani  menoleh  ke  arah  bawah.
         Setiap pandangannya diarahkan menuju bawah, Budi merasa dirinya
         jatuh  melayang  dari  ketinggian.  Semakin  lama  ketakutannya
         semakin  besar.  Tangannya  semakin  erat  memegang  batang  daun
         pohon  kelapa.  Lebih  dari  dua  jam  Budi  terombang  ambing  angin  di
         atas pohon kelapa.

                                                                     58
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67