Page 65 - Sastra Anak Sandi Budiana, M.Pd
P. 65

Pada  sore  hari  orang  Pak  Putu  memerintahkan    seseorang  untuk
        mengantarkan  sebatang  janur  dan  enam  butir  kelapa  yang  sudah
        tua. Orang tersebut  memberikan janur dan buah kelapa kepada ibu.
        “Bu ini sekalian, titipan dari Pak Putu” orang suruhan itu memberikan
        selembar  amplop.  Ibu  tampak  terharu  dan  bahagia  dengan  bantuan
        yang  diterimanya  dari  Pak  Putu.  “Tolong  sampaikan  terima  kasih
        kepada  Pak  Putu.  Kebaikannya  tidak  akan  pernah  Ibu  lupakan”  ucap
        ibu saat orang tersebut berpamiitan.
                                              Ibu  benar-benar  senang
                                        dengan       bantuan       yang
                                        diterimanya.  Bantuan  dari  Pak
                                        Putu  itu  akan  sangat  berguna
                                        untuk     membeli    kebutuhan
                                        menjelang  lebaran.  Dengan  lima
                                        anak  yang  masih  kecil  dan  ayah
                                        Budi   yang   bekerja   sebagai
                                        tukang  tambal  ban  di  trotoar
                                        jalan  di    kota,  keluarga  Budi
                                        memang hidup pas-pasan.
              Tengah  malam  Budi  terlihat  merenung,  Dia  hanya  diam  di  kursi
        kayu  yang  sudah  tidak  ada  sandarannya.  Tidak  ada  hasrat  Budi
        untuk  membantu  ibu  yang  masih  sibuk  memasak  untuk  keperluan
        lebaran.  “Bud  kenapa  kamu  diam  saja.  Ayo  temani  ayah  tuh  di
        masjid.  Takbiran  bersama  warga”  ujar  ibu.  “Kenapa  kamu  melamun
        saja.  Sudah  lupakan  musibah  tadi  siang.  Kamu  sudah  selamat”  ibu
        melanjutkan ucapannya untuk menghentikan lamunan Budi.
              “Bu,  Budi  malu.  Budi  gak  bisa  jadi  pilot.  Budi  takut  ketinggian”
        suara lirih Budi dengan kepala tertunduk. Ibu merasakan iba dengan
        ucapan  Budi.  Ibu  tahu  benar  cita-cita  anaknya  yang  begitu
        mendambakan untuk menjadi pilot.





                                                                     61
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70