Page 107 - Sejarah Perundangan Islam (Edisi Baru)
P. 107

SEJARAH PERUNDANGAN PADA MASA KHULAFĀʼ AL-RĀSYIDĪN
menjawab: ʻDemi Allah, ini adalah kebaikan. Tidak henti-hentinya ʻUmar merayuku, sampai Allah SWT melapangkan dadaku atas hal itu, kemudian aku pun sependapat dengan ʻUmar RA’.” Zaid RA berkata, bahwa Abū Bakr RA berkata, “Sesungguhnya engkau adalah pemuda yang cerdas, aku tidak curiga padamu. Sungguh engkau telah menulis wahyu untuk Rasulullah SAW, kemudian engkau meneliti Al-Qur’an dan mengumpulkannya. Demi Allah, kalau seandainya kalian membebaniku untuk memindahkan gunung ke gunung yang lain, maka itu tidak seberat apa yang diperintahkan padaku untuk mengumpulkan Al-Qur’an. Aku berkata, bagaimana kalian melakukan apa yang tidak dikerjakan oleh Rasulullah SAW?” Abū Bakr RA menjawab: “Demi Allah itu adalah kebaikan. Tidak henti-hentinya Abū Bakr RA kembali kepadaku, sehingga Allah SWT melapangkan dadaku, sebagaimana yang Allah SWT lapangkan untuk dada Abū Bakr dan ʻUmar. Maka aku meneliti Al- Qur’an, aku mengumpulkannya dari pelepah kurma dan bebatuan yang lunak dan dari dada-dada para penghafalnya, sehingga aku temukan ayat akhir dari Surah al-Tawbah pada Abū Khuzaimah al- Anshārī yang tidak aku temukan bersama yang lainnya, yaitu surah “laqad jā’akum rasūlun min anfusikum” dua ayat. Kemudian mushaf berada di sisi Abū Bakr RA sampai beliau wafat, kemudian berpindah di sisi ʻUmar RA, kemudian di sisi Ḥafshah binti ʻUmar”. (HR. al-Bukhārī)
Pembunuhan ramai terhadap seorang dan kasus (case) pencurian waktu paceklik atau kemarau (عام الرمادة), pada masa ʻUmar bin al- Khaththāb RA
Pada masa kekhalifahan ʻUmar bin al-Khaththāb RA, terjadi suatu peristiwa hukum berupa pembunuhan yang dilakukan oleh beberapa orang sekaligus terhadap satu orang, bagaimana hukumnya? Ketika dihadapkan pada masalah tersebut, ʻUmar RA merasa bimbang, kemudian
2
91





























































































   105   106   107   108   109