Page 159 - Sejarah Perundangan Islam (Edisi Baru)
P. 159
PERUNDANGAN ISLAM ABAD 7H - 13H
1
Ulama pada masa ini, merasa cukup dengan mempelajari sebuah kitab fiqh dari kalangan mazhabnya, sehingga penyusunan kitab fiqh pada periode ini pun hanya terbatas pada penulisan matan, meringkas kitab (mukhtashar), mengomentari kitab fiqh tertentu (mensyarah) dan menulis ḥāsyiyah (mensyarah kitab yang sudah disyarah) dan sehingga ijtihad mutlak sangat langka pada abad ini. Para ulama yang masyhur pada masa ini adalah ʻIzz al-Dīn ʻAbd al-Salām, Ibn Daqīq al-‘Īd, Ibn al-Rifʻah, Ibn Taimiyyah, Ibn Qayyim, Jalāl al-Dīn al-Suyūthī, Jalāl al-Dīn al-Maḥallī, al-Bulqīnī, Ibn Ḥumām dan al-Isnawī raḥimahullah.60
2
Pada masa ini, para penguasa ikut campur masuk ke dalam masalah-masalah fiqh.
3
Taqnīn al-Syarīʻah, yaitu upaya penyusunan atau pembukuan fiqh (hukum) Islam yang seluruhnya diambilkan dari mazhab resmi pemerintah Turki Utsmani, yaitu Mazhab Ḥanafī, yang dikenal dengan Majallah al-Aḥkām al-‘Adliyyah pada tahun 1286H.61
60 61
B Munculnya Majallah al-Aḥkām al-‘Adliyyah dan Pengaruhnya
MUNCULNYA pembukuan hukum Islam dalam bentuk Majallah al-Aḥkām al-‘Adliyyah dilatarbelakangi oleh kesulitan para hakim dalam menentukan hukum yang akan diterapkan di pengadilan, sementara kitab-kitab fiqh muncul dari berbagai mazhab dan sering
60 Ibid., hlm. 312.
61 Mushthafā al-Zarqā, hlm. 211.
143