Page 169 - Sejarah Perundangan Islam (Edisi Baru)
P. 169
PERUNDANGAN ISLAM PEDOMAN HIDUP MUSLIM
Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dan hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS. al-Māʼidah/5: 48 - 50)
Kebutuhan manusia akan Tasyrīʻ Rabbānī adalah demi menjamin keselamatan manusia dari kekurangan hawa nafsunya. Karena hukum inilah yang membawa syariat yang terakhir daripada Allah SWT kepada umat manusia dan tidak ada di bumi ini Tasyrīʻ Rabbānī selainnya.68
A Keistimewaan Tasyrīʻ Rabbānī
MENGENAI Tasyrīʻ Rabbānī ini sebenarnya sudah banyak dibicarakan oleh para fuqahāʼ, dengan berbagai macam pendapat dan paham mereka masing-masing dan memasukkannya dalam bab- bab fiqh secara umum. Ada pula yang mengupasnya dalam beberapa buku tersendiri, seperti Al-Aḥkām al-Sulthāniyyah karangan al- Māwardī al-Syāfiʻī, meninggal pada tahun 450H, begitu pula penerusnya, Abū Yaʻlā al-Farrā’ al-Ḥanbalī, meninggal pada tahun 458H, Ghiyāts al-Umam karangan al-Imām al-Ḥaramain al-Syāfiʻī, meninggal pada tahun 476H, Al-Siyāsah al-Syarʻiyyah fī Ishlāhi al- Rāʻī wa al-Raʻiyyah karangan Ibn Taimiyyah al-Ḥanbalī, meninggal dunia pada tahun 728H, Al-Thuruq al-Ḥukmiyyah karangan murid Ibn Taimiyyah, Ibn Qayyim, meninggal pada tahun 751H, Tahrīr al- Aḥkām fī Tadbīr Ahl al-Islām karangan Ibn Jamāʻah, meninggal pada
68 Ibid.
153