Page 30 - Sejarah Perundangan Islam (Edisi Baru)
P. 30

SEJARAH PERUNDANGAN ISLAM
Di dalam hadis Nabi SAW, ada dalil yang memastikan bahwa umatnya yakni umat Islam terpelihara dari bersepakat akan suatu perkara yang salah. Maka hadis ini membuktikan penerimaan Ijmak sebagai sumber hukum.
2
ٍِِ
َل َ ْت َت م ُع ُأ َّم ت ي َع َل َض َل َل ة
“Umatku tidak bersepakat dalam perkara yang sesat.”
(HR. Aḥmad dan al-Thabrānī)
إ َّن ا لله َ َل َي م ع ه ذ ه ا ْل ُ م ة َع َل َض َل َل ة َأ ب ًد ا ، و إ َّن ي َد ا لله ََََََُّْ
ِ
ٍِِِِِ
َِِ
معاْلجم َعة، َفاَّتبعواالسواداْل ْع َظم، َفإ َّنمن َش َّذ َش َّذ
َََََََََُّْ ِفالنَّاِر
“Allah tidak akan mengumpulkan umat ini dalam kesesatan selama-lamanya. Yadd (bantuan) Allah di atas al-Jamāʻah. Maka ikutilah al-Sawād al-Aʻzhom karena barangsiapa yang syaz (terasing) berarti terasing dalam neraka.” (Hadis riwayat al-Tirmidzī, al-Ḥākim (no:358), al-Thabrānī (Al-Muʻjam al-Kabīr: no: 13461), al-Baihaqī dalam al-Asmā’ wa al-Shifāt dan sebagainya.)
14
Kesimpulan dari hadis di atas ini yang diriwayatkan oleh al- Tirmidzī, Ibn Mājah serta beberapa perawinya lain, Allah SWT tidak akan pernah mengumpulkan umat Nabi SAW (ulama) atas suatu perkara yang salah atau sesat karena sesungguhnya Dia (Allah SWT) bersama jemaah.

























































































   28   29   30   31   32