Page 31 - Sejarah Perundangan Islam (Edisi Baru)
P. 31

PENGENALAN
4 Qiyās
Peranan al-Qiyās adalah untuk menetapkan hukum sesuatu perbuatan yang belum ada ketentuan hukumnya dengan berpandukan kepada sesuatu hukum yang sudah ada nasnya karena ada persamaan di antara keduanya pada ‘illah atau sebab pada hukum.
القَياُسفاْلْصطَلِحَفُهَو: َْحُلَمْعُلْوم، َعَلَمْعُلْوٍم،
ِِِ ٍِ
ََِّْ
لمساواته له ف علة ح ْكمه، عنْ َد الحامل
َََُُُْ
ِِِِِِِِِ ِ
Al-Qiyās menurut istilah, ialah menyamakan suatu masalah yang tidak terdapat ketentuan hukumnya dalam nas (Al-Qurʼan dan Sunnah) dengan sesuatu yang terdapat ketentuan hukumnya dalam nas (Al-Qur'an dan Sunnah) karena adanya persamaan ʻillah hukum (motif hukum) antara kedua masalah tersebut.9
Contohnya, Allah SWT mengharamkan minum arak dengan dalil pengharamannya di dalam Al-Qur’an. ‘Illah pengharamannya ialah karena ia memabukkan. Maka benda lain yang sama ‘illah atau sebab dengannya seperti dadah, ganja, tuak dan sebagainya adalah sekaligus haram.
Qiyās merupakan sumber hukum syarak yang keempat. Kita merujuk kepada menggunakannya apabila kita tidak menemui jawaban sesuatu masalah baik dalam Al-Qur’an, dalam Hadis maupun dalam apa yang diputuskan oleh ulama secara Ijmak. Golongan Nizhāmiyyah, Zhāhiriyyah dan Syīʻah menolak Qiyās sebagai hujah.
Dalil yang mengatakan Qiyās boleh dijadikan sebagai sumber dalil ialah:
9 Jamʻul Jawāmiʻ, jil. 2, hlm. 202.
15
























































































   29   30   31   32   33