Page 65 - Sejarah Perundangan Islam (Edisi Baru)
P. 65
PERUNDANGAN ISLAM ZAMAN RASULULLAH SAW
ليماممنرنزنمنننى
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. al-Ḥijr/15: 9)
Al-Qur’an dibukukan sebanyak tiga kali, yaitu yang pertama pada masa Nabi Muhammad SAW, yang kedua pada masa Abū Bakr RA, dan yang ketiga pada masa ʻUtsmān bin ʻAffān RA. Kita dapat membedakan dari masing-masing ketiga masa tersebut. Pembukuan Al-Qur’an pada masa Nabi berupa penulisan ayat dan mentertibkannya, serta meletakkan surah-surahnya pada tempat- tempat yang khusus, tetapi penulisannya masih terpisah-pisah, yang terdapat pada pelepah kurma, tulang belulang dan lainnya sebagaimana terdahulu. Adapun maksud dari pengumpulan Al-Qur’an pada masa itu adalah untuk lebih teliti dalam menghafal lafaznya dan menjaga kalimatnya. Lebih dari itu, ia merupakan sarana untuk mensucikan Al-Qur’an dan mengingatkan akan tingginya derajat Al-Qur’an. Kondisi tersebut, seperti ketika seseorang memiliki sesuatu yang berharga, kemudian ia yang senantiasa menjaganya.
Adapun pembukuan Al-Qur’an pada masa Abū Bakr RA adalah merupakan penyalinan Al-Qur’an secara keseluruhan dan membukukannya pada satu tempat, yaitu pada satu mushaf yang diurutkan ayat dan surahnya dan hanya menuliskan Al-Qur’an dengan riwayat yang mutawātir saja. Tujuannya adalah untuk berhati-hati dan waspada dalam menjaganya, karena khawatir hilang bersamaan dengan wafatnya para penghafalnya.
Adapun pengumpulan Al-Qur’an pada masa ʻUtsmān RA adalah berupa penyalinan dari mushaf terdahulu pada beberapa mushaf, kemudian mengirimkan mushaf tersebut ke semua daerah Islam. Tujuan penyalinan mushaf tersebut adalah untuk menghilangkan fitnah yang muncul dalam barisan kaum muslimin dan menyatukan mereka, serta mengarahkan kepada kandungan mushaf tersebut, yang berisi qiraah-qiraah yang ditetapkan secara mutawātir dan
49