Page 66 - Sejarah Tamadun Islam 2
P. 66
52
sejarah tamadun islam 2
A. Sifat Sains dan Teknologi
Mutakhir ini didapati bahwa sains dikaitkan dengan persoalan apakah ia bebas nilai atau cenderung kepada nilai-nilai tertentu. Kontroversi ini terpicu setelah munculnya gerakan Islamisasi sains pada awal tahun 80- an. Namun tampaknya pemikiran kedua yang pada akhir-akhir ini banyak dianut pemikir Muslim. Banyak buku terbit terkait dengan ini, baik yang bersifat teori maupun eksperimen. Teori-teori tentang Islamisasi sains berkaitan erat dengan pembahasan hakikat ilmu, sedangkan beberapa penulis memberanikan diri bereksperimen dalam bidang ilmu tertentu sehingga bermunculan buku-buku, sebagai contoh, yang berjudul Ekonomi Islam.46
Sains dan teknologi tidak bebas nilai dan bisa dibuktikan bahwa teori evolusi Darwin, determinisme Newton menolak peran Tuhan dalam mekanisme alam, termasuk penggunaan senjata pemusnah massal. Lahirnya teori-teori ekonomi komunis maupun neo-liberal pun bukti bahwa sains dan teknologi tidak bebas nilai. Sains dan teknologi yang bersandar pada sesuatu di luar Islam terbukti bermasalah, dan ilmuwan yang menekuninya lebih sering dihitung sebagai ilmuwan sekuler, yakni ilmuwan yang memandang bahwa agama tidak perlu dilibatkan dalam pengaturan urusan kehidupan publik.47
Menurut Prof. Didin Hafidhuddin, ketidaknetralan sains dapat dilihat dari beberapa segi. Pertama, keberpihakan pada teori yang berkembang sebagai akibat berkembangnya pengetahuan logis, empiris, dan rasa (intuisi) manusia dan kedua, terdapatnya kecenderungan untuk memasukkan unsur metafisika ke dalam pembahasan sains dengan berbagai tabiatnya.
46 Didin Hafidhuddin dan Untung Wahono, Netralitas Sains Kealaman, makalah disampaikan pada Seminar Fakultas Agama Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor, 30 April 1998.
47 Fahmi Amhar, Perbandingan Ilmuwan, Saintek dan Produknya dalam Sistem Islam vs Sistem Lainnya, http://famhar.multiply.com/journal/item.