Page 68 - Sejarah Tamadun Islam 2
P. 68
ILMUWAN BARAT
Melakukan penelitian dengan orientasi kepuasan batin peneliti atau kebutuhan dalam masyarakat kapitalis. Mereka akan tertarik untuk meneliti apa saja yang memberikan kepuasan batin, memenuhi selera konsumsi atau menjaga agar mereka tetap dalam standar hidup yang telah diraih. Walhasil banyak usaha yang dikeluarkan untuk suatu riset yang tidak menjawab masalah apa-apa kecuali keingintahuan sang peneliti, atau riset yang justru memperbudak manusia pada teknologi, atau memperbudak (menjajah) suatu masyarakat pada pihak yang menguasai teknologi.
EPISTEMOLOGI
ILMUWAN BARAT
Ilmuwan sekuler melakukan penelitian tanpa ikatan akidah, mereka dasarnya bebas, tidak ingin diatur, sekalipun oleh hukum. Misalnya sejumlah ilmuwan Barat bersikap keras tetap ingin mengetahui manusia seperti apa yang akan dihasilkan dari proses kloning. Ketika sejumlah negara melarang riset kloning pada manusia, mereka mencari negara lain yang hingga saat ini belum memiliki aturan melarangnya.
P ARADIGMA TUJUAN
ILMUWAN MUSLIM
Melakukan penelitian dengan orientasi ibadah dan kemaslahatan umat serta menegakkan yang makruf dan mencegah yang mungkar. Karena terinspirasi oleh ayat, “Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Āli ‘Imrān/3: 110)
ILMUWAN MUSLIM
Ilmuwan Muslim akan melakukan penelitian sesuai dengan koridor (jalur) yang bersumber dari syariat dan menjauhi dari segala hal yang menyimpang dari syariat. Misalnya seorang ilmuwan Muslim tidak akan membiarkan suatu maksiat terjadi sekalipun demi kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu percobaan kloning pada manusia harus dilarang, karena bila berhasil berkonsekuensi melahirkan manusia tanpa nasab (yang akan menimbulkan berbagai masalah syarak), dan bila manusia itu ternyata memiliki sifat monster (menyimpang daripada sifat yang biasa) sehingga harus dibunuh, maka ini juga maksiat.
54
sejarah tamadun islam 2