Page 70 - Sejarah Tamadun Islam 2
P. 70
56
sejarah tamadun islam 2
Dari perbandingan tersebut sangat jelas bahwa memang ada bedanya antara sains dan teknologi yang dikembangkan dalam sistem Islam dari sistem sekuler. Sains dan teknologi Islam dibangun di atas ilmu yang berasaskan wahyu. Ilmu di dalam Islam berdimensi Iman. Ilmu dalam pikiran menguatkan keyakinan yang menghunjam di dalam hati. Tidak cukup berhenti pada pikiran dan hati saja, tapi haruslah diwujudkan dalam bentuk perbuatan (amal). Sementara ilmu di Barat berangkat dari ‘meragukan segala sesuatu’ (skeptic), bahkan merelatifkan segala sesuatunya (all is relative). Jadi ilmu di Barat tidaklah menghasilkan sebuah kepastian apalagi sebuah keyakinan. Sebab, di Barat ilmu hanya sebatas pada pengalaman indrawi (sensible) dan dapat dijangkau oleh akal manusia (rational), di luar itu bukan dikatakan ilmu pengetahuan. Hal ini juga menunjukkan bahwa ilmu tidak bebas nilai (free value), bahkan sarat dengan nilai karena ilmu adalah hasil sampingan (by product) dari suatu pandangan hidup suatu peradaban atau bangsa.49
C. Keperluan Filsafat Sains Islam5
50
Islam memandang sains, atau ilmu alam dalam hal ini, terkait dengan konsep Tauhid, yaitu merupakan satu kesatuan dengan cabang pengetahuan lainnya. Dalam Islam, alam tidak dilihat sebagai entitas terpisah, melainkan sebagai bagian integral dari pandangan holistik Islam tentang Tuhan, manusia, dan alam semesta.
Keterkaitan ini menyiratkan kesucian mencari ilmu alam bagi umat Islam karena alam sendiri dalam Al-Qur’an merupakan kumpulan tanda- tanda tentang kewujudan Tuhan. Dengan pemahaman ini, sains Islam berkembang dalam peradaban Islam, khususnya selama abad ke-8 sampai ke-16 Masehi.
49 Ibid.
50 Irfan Habibie Martanegara, Menuju Filsafat Sains Islam, Bogor: PPMS Ulil
Albaab, 2011.