Page 74 - PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
P. 74
74
Setiap pagi, dari pukul tujuh sampai sembilan, puluhan tamu yang diundang
secara tidak resmi turut minum kopi. Mereka bisa para menteri, penasehat,
pejabat tinggi ataupun penerbit yang baru kutugaskan untuk mencetak Injil dalam
bahasa Indonesia, atau pematung yang baru saja ditunjuk membuat monumen
bagi Angkatan Bersenjata atau arsitek yang minta persetujuan untuk rencana
gedung bertingkat yang baru, wakil dari sejumlah kepala suku yang hendak
mempersembahkan tanda kehormatan kepadaku atau bahkan dokterku yang di
tengah kesibukan itu memberikan sesendok obat kepada Presidennya.
memajukan kesenian tradisional. ia ingin kesenian tradisional hampir semua bangunan baru yang didirikan pada masa
yang beragam-ragam itu bisa juga dinikmati masyarakat pemerintahnya memperoleh sentuhan sukarno, sang
bangsa yang sedang berada dalam proses perubahan. Ketika arsitek. begitu pula halnya dengan masjid istiqlal, gedung
itulah modernisasi lagu-lagu tradisional daerah dilakukan. Conefo yang kemudian beralih fungsi menjadi gedung DPr/
maka bukan hal aneh kalau seorang pelajar yang berasal mPr, gedung tambahan bank indonesia, dan sebagainya.
dari satu daerah tertentu dengan merdu menyanyikan lagu monumen nasional tidak akan ada dan kalau pun ada
tradisional yang dimodernkan dari daerah lain. Periode mungkin berbentuk lain jika saja bung Karno tidak merasa
Demokrasi terpimpin juga akan diingat sebagai masa ketika bahwa suatu peristiwa penting harus diabadikan.
tari pergaulan nasional diperkenalkan dan dikembangkan. Ketika indonesia menerima pampasan perang maka
meskipun tidak dikatakan, tetapi jelas sekali bagi Jakarta pun bisa membangun Hotel indonesia yang megah
bung Karno bahwa kesenian tidaklah berhenti pada rasa dan hal yang sama bisa juga dinikmati yogyakarta, bali, dan
keindahan. apa pun bentuknya, entah bunyi, gerak, kata, pantai selatan banten. Pembangunan jembatan ampera
atau bisa juga lukisan dan bangunan, kesenian baginya yang menyeberangi sungai musi bukan saja menambah
simbol untuk mengatakan sesuatu tentang sesuatu. Karena kemegahan kota Palembang, tetapi juga menjadi salah satu
itulah bung Karno memikirkan berbagai bentuk dan corak faktor dalam proses perubahan sosial di daerah.
kesenian yang bisa memancarkan kontinuitas ideologis begitulah bagi sukarno, penciptaan karya seni dan
dan semangat perjuangan bangsa. ia pun kadang terlibat bentuk kreasi kultural bukan hanya hiburan tetapi
langsung dalam perencanaan bangunan milik negara. Kalau juga usaha pengayaan wawasan sebagai bagian dari
hal ini terjadi, maka kaburlah batas-batas antara sukarno perjuangan. semuanya adalah bagian esensial dalam
sang presiden dan sukarno sang arsitek. bolehlah dikatakan proses nation-building.
SUKARNO:1945–196 7
Presiden Republik Indonesia FINAL REVISI 20082014 CETAK.indd 74 8/21/14 1:13 PM