Page 25 - MODUL SENI RUPA 2&3 DIMENSI
P. 25
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) SMA
berhubungan erat dengan kepekaan estetik. Keduanya tidak dapat
dipisahkan antara rasa keindahan dan keterampilan teknis lebur menjadi
satu. Orang tidak akan dapat menikmati keindahan ekspresinya jika tidak
memiliki kepekaan estetik yang memadai. Begitu pula seniman tanpa
menguasai ketrampilan teknik dan kepekaan estetik tidak akan dapat
menghasilkan karya seni rupa yang baik.
Kedua, wawasan yang luas dan imajinasi kreatif yang tinggi sangat
membantu mengembangkan kemampuan dalam membuat karya seni yang
hebat, namun hal yang tidak kalah pentingnya adalah kemauan dan motivasi
yang kuat untuk bekerja keras membina hubungan dengan pihak-pihak yang
membutuhkan seni guna mencapai cita-cita menjadi perupa yang berhasil.
Seniman-seniman besar, di samping memiliki kemampuan teknik dan
kepekaan estetik dan imajinasi yang tinggi, mereka juga pekerja keras untuk
dapat meraih cita-citanya. Masalah umum yang ada di sekolah adalah upaya
membimbing siswa secara efektif dalam bidang seni yang masih perlu
dimantapkan.
Secara umum keterampilan siswa diperoleh dengan latihan sendiri. Ada dua
cara belajar seni rupa yang sederhana tetapi efektif agar berhasil yaitu
meniru dan melakukan eksperimen. Meniru merupakan sifat alami manusia,
dengan meniru manusia dapat hidup. Begitu pula dalam dunia seni rupa,
pada tahap awal belajar salah satunya adalah dengan meniru. Meniru cara
kerja guru, seniman yang telah lebih dahulu mengetahui cara kerja
menggambar, melukis, mematung. Kemudian meniru apa yang ada di
lingkungan, seperti meniru bentuk benda, pohon, binatang, manusia,
bangunan, mesin, kendaraan dan sebagainya. Belajar dengan proses meniru
sebenarnya yang dilakukan adalah melatih ketajaman penglihatan dan
melatih koordinasi tangan untuk menguasai alat dan bahan yang digunakan.
Penguasaan kemampuan ini dapat terlihat ketika menggambar dengan
meniru suatu benda. Apabila hasil gambarnya ada ketidaksesuaian bentuk
maupun warna dengan benda aslinya, maka yang terjadi adalah kekurangan
kemampuan dalam melihat dan menirukan melalui teknik dengan alat dan
bahan yang digunakan. Tradisi belajar seni rupa di Eropa misalnya, meniru
merupakan suatu cara yang ditempuh oleh seniman-seniman besar, seperti
2