Page 33 - PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN MATERNITAS
P. 33
17. Pemeriksaan denyut jantung janin.
Denyut jantung janin menunjukkan status kesehatan dan posisi
janin terhadap ibu. Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) sejak
kehamilan 20 minggu. Jantung janin biasanya berdenyut 120–160
kali per menit. Tanyakan kepada ibu apakah janin sering bergerak,
katakan kepada ibu bahwa DJJ telah dapat didengar. Mintalah ibu
untuk segera memberitahu petugas bila janinnya berhenti
bergerak. Bila sampai usia kehamilan 28 munggu denyut jantung
janin tidak dapat didengar atau denyutnya lebih dari 160 atau
kurang dari 120 kali per menit atau janinnya berkurang
gerakkannya atau tidak bergerak, maka ibu perlu segera dirujuk.
Mendengarkan denyut jantung janin bisa dilakukan dengan
menggunakan dopler elektrik. Perletakan dopler ini disesuaikan
dengan letak punggung bayi, apakah punggung kiri (puki) atau
punggung kanan (puka). Cara melakukannya adalah sebagai
berikut.
a. Auskultasi denyut jantung janin dengan menggunakan
stetoskop de Lee.
b. Detak jantung janin terdengar paling keras di daerah punggung
janin.
c. Pada saat pemeriksaan denyut jantung janin, statoskop harus
diletakkan tegak lurus pada permukaan perut dan tidak boleh
dipegang untuk menghindari suara-suara tambahan. Untuk
menghitung frekuensi dan keteraturan denyut jantung janin,
dapat dilakukan dengan cara hitung 5 detik pertama(dj 1) – 5
detik berhenti (jeda), hitung 5 detik kedua (dj 2) – 5 detik
berhenti – hitung lima detik ketiga(dj 3) sehingga didapatkan
rumus denyut jantung janin (DJJ) = 4 x ( dj1 + dj2 + dj3 )
Contohnya : Setelah dilakukan pengukuran denyut jantung
janin pada 5 detik pertama 10 kali, lima detik kedua 12 kali dan
5 detik ketiga 11 kali maka DJJ = 4 x (10 + 12 + 11) = 132
permenit.
d. Lokasi terbaik saat mendengarkan denyut jantung janin
tergantung pada kedudukan janin di dalam rahim. Apabila letak
janin menekur, maka DJJ paling jelas terdengar pada sisi
Panduan Praktik Laboraturium | 26