Page 198 - Kompendium Katekismus Gereja Katolik
P. 198
194 Kompendium
”Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa,
berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, ‘Tuhan, ajarlah kami berdoa’” (Luk
11:1). Yesus menjawab dengan mengajar mereka doa Bapa Kami.
Para murid, yang telah mempunyai pengalaman dengan doa Yahudi, sangat terkesan
oleh ciri khas khusus doa dari Guru mereka. Yesus secara aktual berada dalam doa yang terus-
menerus (bdk. Luk 5:16). Saat-saat yang amat penting dalam hidup-Nya disertai dengan doa.
Yesus berdoa pada pembaptisan-Nya di Sungai Yordan (Luk 3:21), sebelum memanggil para
Rasul (Luk 6:12), dan sebelum transfigurasi-Nya (Luk 9:28). Dia berdoa untuk iman Petrus
(Luk 22:31-32) dan untuk pengiriman Roh Kudus (Yoh 14:15-17). Dia berdoa sebelum
membangkitkan Lazarus (Yoh 11:41) dan waktu masuk ke kota Yerusalem dengan gegap
gempita (Yoh 12:27). Dia berdoa kepada Bapa-Nya untuk kemuliaan-Nya pada Perjamuan
Malam Terakhir (Yoh 17:1-5), berdoa untuk para murid-Nya (Yoh 17:6-19), dan untuk
semua umat beriman (Yoh 17:20-26). Dia berdoa sebelum penderitaan-Nya (Luk 22:39-
46) dan pada saat wafat-Nya, Dia berdoa untuk musuh-musuh-Nya (Luk 23:24).
Doa Yesus ditujukan kepada Bapa dalam dialog ketaatan yang memberikan kehidupan
bagi perutusan-Nya. ”Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan
menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yoh 4:34). Persatuan erat dengan Bapa ini menjadi
sumber kegembiraan dan pujian. ”Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi.
... Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tak seorang pun mengenal Anak se-
lain Bapa dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak
itu berkenan menyatakannya” (Mat 11:25-27).
Doa kepada Bapa adalah roti kehidupan bagi eksistensi-Nya di dunia. Yesus datang
untuk tinggal di antara kita, tetapi Dia tidak meninggalkan rumah Bapa karena Dia tetap
menjalin hubungan erat dengan Bapa-Nya dalam doa. Tetapi di lain pihak, hubungan erat
sebagai anak ini menjadi kedekatan yang penuh belas kasihan dan menyelamatkan bagi
saudara-saudara-Nya sampai dengan kurban tertinggi di salib.
Doa Yesus masih terus berlanjut sampai sekarang (bdk. Ibr 7:25). Dalam Ekaristi, Kristus,
Imam Agung, mempersembahkan kepada Bapa kurban penebusan. Dia mempersembahkan
dalam persatuan dengan tubuh-Nya, yaitu Gereja. Setiap doa kita itu diangkat kepada Bapa
”melalui Kristus Tuhan kita”. Doa Kristus inilah yang menopang seluruh doa kita, baik yang
terucapkan maupun yang ada dalam hati kita. Jika Gereja berdoa dengan doa Yesus ini, Sang
Putra memeluk lutut Bapa. Doa anak-anak (umat beriman) naik kepada Bapa melalui suara
Sang Anak sulung. Tangan-tangan yang terangkat dalam berbagai macam seruan, pujian, dan
permohonan itu berjuta-juta, tetapi suaranya hanya satu, yaitu suara Sang Putra.
Lukisan ini menggambarkan Yesus sedang berdoa di Taman Getsemani. Dia menerima
piala pahit penderitaan-Nya dalam tindakan ketaatan tertinggi kepada Bapa demi keselamatan
umat manusia.
________
El Greco, Prayer of Jesus in the Garden, Museum of Art, Toledo, Ohio.