Page 11 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 11

SAMBUTAN



 DIREKTUR JENDERAL KEBUDAYAAN







 Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,  Dalam konteks tersebut di atas, buku Papua dalam Arus Sejarah Bangsa ini
            dapat berfungsi menjadi ruang dialog kita bersama, untuk menegaskan kembali
            keberagaman kita sebagai sebuah bangsa. Dari keberagaman itu, kita dengan
 Indonesia adalah sebuah kesepakatan para pendiri bangsa untuk mengikat   sadar mengokohkan toleransi di kalangan anak bangsa dan menguatkan persatuan
 masyarakat menjadi satu kesatuan bangsa di tengah keragaman etnis, agama,   keindonesiaan kita. Pengalaman sejarah dan budaya Papua, dan etnis-etnis
 atau golongan. Kesepakatan yang ada bukanlah kemudian dimaknai sebagai   lainnya, dalam pembentukan Indonesia sangat penting untuk diingat oleh generasi
 sekedar ada Indonesia, melainkan ada sebuah kemauan bersama untuk   sekarang sebagai bagian untuk memperkuat jati diri bangsa dalam memajukan
 memikirkan dan memajukan bangsa serta upaya mewujudkan cita-cita bersama.   dan mensejahterakan masyarakat di masa kini dan mendatang. Akhirnya, saya
 Pemikiran-pemikiran para pendiri bangsa di masa lampau bukanlah sesuatu   berharap, buku ini dapat menguatkan kesadaran historis kita bersama, bahwa
 yang muncul tiba-tiba, melainkan lahir dari sebuah proses yang panjang dengan   negara Indonesia yang sudah kita bangun bersama ini harus kita jaga dan majukan
 meneteskan keringat, air mata, dan darah untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu   sesuai tujuan nasional kita. Selamat membaca.
 kemerdekaan dan kemajuan.  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


 Hingga saat ini, bangsa ini masih memiliki tantangan utama yang harus   Direktur Jenderal Kebudayaan
 diselesaikan dengan penuh kearifan, yaitu bagaimana menjadi bangsa Indonesia
 seutuhnya secara ikhlas lahir-batin. Menjadi bangsa Indonesia, tentunya bukan
 hanya sebuah pikiran atau keputusan politik, tetapi seharusnya juga menjadi
 sebuah komitmen budaya. Saling mengenal, menghargai, dan mengapresiasi
 warisan sejarah dan budaya yang dimiliki oleh masing-masing kelompok etnik yang   Hilmar Farid
 menjadi warga bangsa, sehingga dapat merekatkan persatuan bangsa. Warisan
 sejarah dan budaya bukan hanya sebagai alat pemersatu yang menyadarkan setiap
 warga bangsa dan pemberi citra serta identitas bahwa ia menjadi orang Indonesia,
 namun warisan budaya tersebut, juga merupakan alat komunikasi antaretnik untuk
 membangun pemahaman lintas budaya.





 VI  PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA                         PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  VII
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16