Page 8 - Ebook_Atlas Gubernur-
P. 8

Pengantar








                 Sukacita  Proklamasi  Kemerdekaan  Republik  Indonesia  yang  dikumandangkan  pada  17  Agustus  1945
                 diwujudkan rakyat Indonesia dengan memanjatkan doa dan rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
                 Esa. Proklamasi kemerdekaan adalah sebuah awal kehidupan berbangsa dan bernegara yang disadari
                 benar oleh para pendiri bangsa. Hal itu sekaligus merupakan awal perjuangan untuk mempertahankan
                 kemerdekaan itu sendiri. Upaya untuk mempertahankan kemerdekaan tidak hanya dilakukan dengan
                 berbagai upaya diplomasi dan kekuatan militer seperti banyak buku yang menjelaskan kesibukan bangsa ini
                 dalam menghadapi berbagai upaya untuk menggagalkan cita-cita proklamasi. Periode yang dikenal dalam
                 pembabakan sejarah Indonesia sebagai Revolusi Fisik (1945—1949) seolah melekatkan bayangan pemikiran
                 para peminat sejarah serta tentunya para pelajar di sekolah dan mahasiswa, di perguruan tinggi yakni
                 bahwa perjuangan diplomasi dan militer merupakan aktivitas utama dalam mempertahankan kemerdekaan.
                 Pandangan tersebut sedikit banyak melupakan bahwa seiring dengan dibacakannya naskah proklamasi oleh
                 Sukarno dan Hatta, maka amanah rakyat Indonesia kepada para pendiri bangsa adalah membentuk dan
                 kemudian memulai sebuah pemerintahan. Dengan demikian, upaya mempertahankan kemerdekaan juga
                 dilakukan dengan jalan menjalankan pemerintahan.

                 Pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia menjadi sebuah rangkaian yang tidak terpisahkan
                 dengan proklamasi kemerdekaan itu sendiri. Sebuah kerja maraton yang dilakukan semua elemen institusi
                 dan lembaga tinggi negara saat itu, terutama Presiden dan Wakil Presiden, PPKI, serta KNIP, melahirkan
                 sejumlah putusan penting yang ikut menentukan perjalanan republik ini pada masa selanjutnya. Putusan
                 pembagian wilayah Republik Indonesia menjadi delapan provinsi berikut penunjukkan kepala daerah pertama
                 dan perjuangan mereka dalam dinamika perjuangan revolusi belum banyak diangkat. Pada kenyataannya
                 para gubernur pertama merupakan garda terdepan dalam menghadapi berbagai tantangan yang mengancam
                 keutuhan negara ini di setiap wilayah administratif yang mereka pimpin.


                 Pembagian pemerintahan daerah ke dalam delapan provinsi pertama di Republik Indonesia mengacu
                 pada hasil rapat PPKI tanggal 19 Agustus 1945 mengenai pembagian wilayah administratif. Pembagian
                 pemerintahan daerah tersebut kemudian ditetapkan melalui rapat PPKI pada tanggal 2 September 1945
                 berikut penetapan nama-nama gubernur pertama yang mendapat amanah memimpin provinsi masing-
                 masing. Pembagian pemerintahan daerah ke dalam delapan provinsi merupakan putusan sidang PPKI dengan
                 segala pertimbangan serta melihat situasi dan kondisi administrasi serta infrastruktur yang tersedia saat
                 itu, terutama sistem administrasi yang merupakan warisan Jepang. Dalam melaksanakan pemerintahan
                 militer di bekas Hindia Belanda, Pemerintah Pendudukan Jepang membagi tiga wilayah komando militer di
                 Indonesia, yakni Wilayah Militer I yang meliputi Jawa dan Madura dengan pusat pemerintahan di Jakarta,
                 Wilayah Militer II yang meliputi Sumatra dan sekitarnya yang berpusat di Bukittinggi dan Wilayah Militer
                 III yang meliputi Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku dengan pusat pemerintahan di
                 Makassar.




                 vi                                               ATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13