Page 182 - Ebook_Toponim Jogja-
P. 182

164         Toponim Kota Yogyakarta












                             2. Kampung Penumping


                             Kampung Penumping berada di sisi utara Kampung Gowongan, dan masuk wilayah
                             Kelurahan  Gowongan. Secara administratif, kampung tersebut berada di area
                             Kecamatan Jetis. Muasal  nama Kampung  Penumping bertemali dengan jenis abdi
                             dalem kerajaan. Ditelisik secara semantik, penumping berasal dari kata pe-tumping
                             (tamping/batas). Lema  tamping mengandung makna tepi atau perbatasan. Dalam
                             struktur birokrasi keraton, penumping merupakan salah satu nama jabatan abdi dalem
                             bupati nayaka jawi, yang diyakini sudah ada sejak awal Kerajaan Mataram Islam. Bupati
                             nayaka penumping bertugas mengurusi daerah perbatasan di daerah negara agung.
                             Intepretasi sejarahnya ialah di kawasan ini pada masa silam menjadi tempat kediaman
                             pejabat atau nayaka  penumping, sehingga masyarakat mudah mengenalnya dengan
                             nama Kampung Penumping.


                             Dalam beberapa sumber klasik, menyebut berkali ulang terminologi Panumping yang
                             mengacu sebagai daerah perbatasan maupun tokoh pejabat. Misalnya, Babad Tanah Jawi
                             yang diterbitkan Balai Pustaka (1939) merekam kisah: angandika sang nata akèn têngara|
                             bubarêna kang baris| sigra tinêngaran| wadya samya anêmbah| sampun bubar kang kariyin|
                             panumbakanyar| wong Sèwu anambungi|| wong Panumping Adipati Martalaya| sakancane
                             wotsari| sigra nulya bubar| kang nindhihi êgaman| Kyai Arya Surantani| sigra anêmbah|
                             apan sampun winêling.

                             Terjemahan bebasnya: Sang raja mengeluarkan titah menyuruh memberi komando/
                             membubarkan yang tengah berbaris/ lekas diberi tanda/ seluruh prajurit menyembah/
                             yang terdahulu telah rampung/ Panumbak Anyar dan Sewu, orang penumping, Adipati
                             Martalaya bersama  para  temannya menyembah dan gegas membubarkan diri. Yang
                             memimpin  prajurit Kyai  Arya  Surantani, segera menyembah dan  memang  sudah
                             dipesan.


                             Demikian pula pustaka Tus Pajang karangan Sasrasumarta et. Al (1939) menceritakan
                             daerah Panumping: Dumugi samantên anggènipun rêrêmbagan sigêg, Tumênggung Wiradigda
                             mantuk mangilèn dhatêng Panumping, dipun êtutakên kancanipun. Sadumuginipun ing griya,
                             ngundang muridipun ingkang sampun dados abdi dalêm, inggih punika: Kandhuruwan sarta
                             Rônggasupatra, sami dipun jak sarasehan rêmbag, anggènipun badhe nandukakên karti sampeka.
                             Terjemahan bebasnya: Sampai  di situ obrolannya berhenti. Tumenggung Wiradigda
                             pulang  ke barat menuju  Penumping  diikuti temannya. Sesampainya  di  rumah,
   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187