Page 49 - AKIDAH DAN ILMU KALAM E-BOOK
P. 49
demikian juga pihak Bani Umayyah semuanya tetap mukmin, mereka
masih bersyahadat dan mereka yang bertikai itu merupakan orang - orang
yang dipercayai dan tidak keluar dari jalan yang benar.
Dalam perkembanganya, golongan ini ternyata tidak dapat melepaskan
diri dari persoalan teologis yang muncul di zamannya. Waktu itu terjadi
perdebatan mengenai hukum orang yang berdosa besar. Kaum Murji‟ah
menyatakan bahwa orang yang berdosa besar tidak dapat dikatakan sebagai
kafir selama ia tetap mengakui Allah SWT sebagai Tuhannya dan Muhammad
SAW sebagai rasul-Nya. Pendapat ini merupakan lawan dari pendapat kaum
Khawarij yang mengatakan bahwa orang Islam yang berdosa besar hukumnya
adalah kafir.
Oleh karena itu, Aliran Murji‟ah muncul sebagai reaksi atas sikapnya
yang tidak mau terlibat dalam upaya kafir mengkafirkan terhadap orang yang
27
melakukan dosa besar, sebagaimana hal ini dilakukan oleh aliran khawarij.
Golongan Murji‟ah berpendapat bahwa yang terpenting dalam
kehidupan beragama adalah aspek iman dan kemudian amal. Jika seseorang
masih beriman berarti dia tetap mukmin, bukan kafir, kendatipun ia
melakukan dosa besar. Adapun hukuman bagi dosa besar itu terserah kepada
Tuhan, akan ia ampuni atau tidak. Pendapat ini menjadi doktrin ajaran
Murji‟ah.
Dan pada masa Murji‟ah ini pula timbullah istilah Ilmu Kalam yang
berarti ilmu berbicara (berdebat) sebagai nama baru bagi Ilmu Tauhid atau
28
Ilmu Ushuluddin yang telah ada.
C. Doktrin – Doktrin Pokok Aliran Murjiah
Ajaran pokok Murji‟ah Pada dasarnya bersumber dari gagasan
doktrin irja atau ar-Ja‟a yang diaplikasikan dalam banyak persoalan, baik
27
Drs. Adeng Muchtar Ghazali, M.Ag, Perkembangan Ilmu Kalam:Dari Klasik Hingga
Modern (Bandung: Pustaka Setia, 2003), hlm. 90.
28
Drs. H. Sahilun A. Nasir, Pengantar Ilmu Kalam (Jakarta: Rajawali Pers, 1991), hlm. 139.
41