Page 24 - E-MODUL ASAM BASA BERBASIS SSI
P. 24
E-module Asam Basa
Scientific Background
Baca dan pahamilah wacana mengenai isu permasalahan
dibawah ini !
Tepat enam tahun silam pada tgl 6 Januari 2016, kasus kematian Mirna
Salihin sempat menjadi isu yang ramai dibicarakan oleh masyarakat. Bahkan
hingga kini kasus tersebut masih diingat oleh banyak orang. Kematian Mirna
diduga karena kopi beracun yang diberikan oleh Jessica yang merupakan
teman dari Mirna sendiri. Racun yang terkandung didalam kopi tersebut
adalah senyawa yang sangat mematikan yaitu HCN atau asam sianida.
Konsentrasi kecil dari racun ini sudah dapat membunuh korban hanya dalam
hitungan detik. Salah satu sifat unik dari racun ini adalah tidak berwarna
sehingga sangat sulit terdeteksi ketika bercampur kedalam makanan maupun
minuman bahkan air putih sekalipun.
Tahukah Kamu? Sianida juga terdapat
dalam beberapa jenis makanan, meskipun
jumlahnya sangat sedikit. Salah satu sumber
HCN adalah pada singkong atau ubi kayu.
Ubi kayu yang mulai rusak biasanya memilki
warna keunguan, ciri ubi kayu yang
mengindikasikan kandungan HCN-nya tinggi.
Namun, mengapa tidak pernah ada yang
keracunan saat menyantap singkong rebus?
Gambar 1.8 Singkong
Di alam, singkong atau ubi kayu menghasilkan sianida dalam bentuk
senyawa glikosida sianogenik yang dinamakan linimarin. Senyawa glikosida
sianogenik relatif tidak beracun, namun proses enzimatik yang terjadi di
dalam tubuh manusia bisa mengurainya menjadi hidrogen sianida, salah satu
bentuk racun sianida yang paling beracun. Untungnya, tidak semua jenis
singkong menghasilkan senyawa sianida dalam jumlah besar. Jenis singkong
yang biasa dikonsumsi sehari-hari umumnya menghasilkan sianida dalam
jumlah sangat kecil, dan kadarnya semakin berkurang dengan pengolahan
yang benar.untuk mengonsumsi singkong tersebut haruslah dalam kondisi
steril atau dimasak dengan baik pada suhu tinggi untuk menghilangkan
kandungan HCN-nya.
Sumber : https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3115517/racun-sianida-juga-ada-di-
singkong-mengapa-tidak-bikin-keracunan
13
berbasis Socio-Scientific Issues