Page 24 - atmosfer
P. 24

Modul Geografi Kelas X KD 3.6 dan 4.6


                               kelembaban  relatifnya  mencapai  100%  sampai  terbentuk  awan.  Kumpulan  awan
                               itu kemudian dijatuhkan sebagai hujan orografis. Massa udara yang telah kering
                               karena  kadar  airnya telah dijatuhkan  sebagai  hujan  ini,  terus  bergerak menuruni
                               lereng daerah bayangan hujan disebut sebagai angin fohn.
















                                                      Gambar 15.  Hujan Orografis
                                      (Sumber: http://www.guruips.com/2017/08/jenis-jenis-hujan-hujan-
                                                        orografis.html)

                           2)  Hujan  Zenithal  (konveksi).  Jenis  hujan  yang  terjadi  akibat  massa  udara  yang
                               banyak mengandung uap air naik secara vertikal. Pada daerah ini, awan terbentuk
                               akibat pemanasan materi sehingga terjadi kenaikan massa udara ke atmosfer secara
                               vertikal, sampai pada ketinggian tertentu kelembaban relatifnya mencapai 100%.
                               Kumpulan awan itu kemudian dijatuhkan sebagai hujan konveksi. Jenis hujan ini
                               banyak  terjadi  di  daerah  doldrum  (antara  10°LU–10°LS),  di  mana  massa  angin
                               passat naik secara vertikal.
















                                                  Gambar 16. Hujan Zenithal
                                    (Sumber: https://sayabelajar.id/2020/01/mari-mengenal-hujan-zenithal/)

                            3)  Hujan  Frontal.  Jenis  hujan  yang  terjadi  akibat  pertemuan  massa  udara  panas
                               dengan  massa  udara  dingin.  Akibat  pertemuan  massa  udara  yang  berbeda
                               temperaturnya maka pada bidang frontnya terjadi kondensasi dan terbentuk awan
                               badai siklon, kemudian dijatuhkan sebagai hujan frontal. Jenis hujan ini terjadi di
                               daerah lintang sedang (antara 35°LU–65°LU dan 35°LS–65°LS), akibat pertemuan
                               massa udara panas (angin barat) dan massa udara kutub (angin timur).


















                    SMAN 2 SUMBAWA                                                                     17
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29