Page 69 - Buku Paket Kelas 7 Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti
P. 69
Empat Kebenaran merupakan isi khotbah Buddha pertama kali di Taman Rusa Isipathana kepada lima orang pertapa. Empat Kebenaran Mulia ini terdiri atas: kebenaran adanya dukkha (dukkha ariya sacca), kebenaran adanya penyebab atau sumber dukkha (dukkha samudaya ariya sacca), kebenaran tentang lenyapnya dukkha (dukkha nirodha ariya sacca), dan kebenaran jalan melenyapkan dukkha (dukkha nirodha gamini patipada).
Dukkha terdiri atas: Dukkha-Dukkha (dalam arti umum: sakit fisik, psikis), Viparinama Dukkha (dukkha karena adanya perubahan), dan Sankhara Dukkha (yang berlaku untuk pancakhandha atau lima kelompok kehidupan, jasmani dan rohani manusia, yaitu: kelompok jasmani (rupa) dan empat kelompok rohani: pencerapan (sanna), kesadaran (vinnana), perasaan (vedana) dan kehendak atau bentuk-bentuk mental lainnya (sankhara) yang kesemuanya itu saling tergantung dan tidak kekal.
Sumber dukkha adalah Tanha dan Avijja (keingingan dan kebodohan). Tanha terdiri atas: kama- tanha (kehausan akan kesenangan indria), bhava-tanha (kehausan akan penjelmaan hidup yang kekal), dan vibhava-tanha (kehausan akan kemusnahan, kehancuran hidup).
Wujud tanha adalah lobha (keserakahan), dosa (kebencian) dan moha (kebodohan batin). Avijja merupakan kebodohan batin, yakni melekat terhadap kekekalan objek-objek yang sementara, atau tidak dapat menempatkan secara tepat mana yang mutlak dan mana yang relatif, tidak tahu mana yang baik dan mana yang buruk.
Lenyapnya dukkha berarti tercapainya Nirvana atau Nibbana. Nir artinya padam, dan Vana artinya meniup. Nirvana artinya meniup padam, yaitu tanha, asava, avijja: keinginan, kekotoran batin dan kebodohan batin. Nirvana merupakan kerajaan tanpa aku, tidak terdapat lagi kelahiran, penderitaan, umur tua dan kematian, dan merupakan kebahagiaan abadi (parama sukha).
Jalan melenyapkan dukkha terdiri atas delapan jalan utama atau jalan ruas berunsur delapan (Ariya Athangika Magga) meliputi: Sila, Samadhi dan Panna. Sila terdiri atas ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar. Samadhi terdiri atas daya upaya benar, perhatian benar, konsentrasi benar. Panna terdiri atas pandangan benar dan pikiran benar.
5. Hukum Karma
Hukum Karma merupakan bagian dari hukum yang menjelaskan tentang adanya keteraturan atau tata tertib yang meliputi alam semesta dan kehidupan manusia (niyama).
Niyama terdiri atas: Utu Niyama keteraturan yang menyangkut alam fisik inorganic, Bija Niyama yang menyangkut hukum fisik-organis, Kamma Niyama yang menyangkut sebab akibat perbuatan, Dhamma Niyama yang menyangkut fenomena kegaiban, dan Citta Niyama yang menyangkut hukum batin, mental, psikis.
Karma berarti perbuatan atau aktivitas yang dilakukan baik oleh pikiran (mano), ucapan (vacci), dan tindakan jasmani (kaya) dan disertai oleh adanya kehendak (cetana). Karma bisa bersifat baik atau buruk (kusala atau akusala), dan akan mendatangkan hasil (phala) atau akibat (vipaka). Dengan demikian hukum karma merupakan hukum sebab akibat perbuatan baik atau buruk.
Disebutkan adanya Dasa Kusala Karma atau sepuluh perbuatan baik, yaitu: Dana (suka memberi dan menolong makhluk lain), Sila (tata susila yang baik), Bhavana (meditasi), Apacayana (penghormatan kepada yang patut dihormati), Veyyavacca (kebaktian), Pattidana (membagi kebahagiaan kepada orang lain), Anumodana (bergembira melihat perbuatan baik orang lain), Dhamma Savana (mendengar ajaran-ajaran yang benar), Dhammadesana (mengajarkan dhamma), dan Ditthijjukamma (meluruskan pandangan orang lain yang keliru).
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
65