Page 39 - Buku Paket Kelas 12 Agama Khonghucu
P. 39

        2. Prinsip Ketidakmutlakan
Berdasarkan sifat dan kondisinya, Yin memang bertentangan dan berlawanan dengan Yang. Namun sesungguhnya, tidak ada perbedaan yang mutlak (keduanya masing-masing memiliki unsur dari yang lainnya). Di sisi Yang ada Yin, dan di sisi Yin ada Yang, maka antara Yin dan Yang bukanlah perbedaan yang mutlak (absolute).
Di dunia ini tidak ada yang mutlak. Semua realitas tentang alam, tentang hidup dan kehidupan bersifat relative. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, sesuatu dikatakan Yang karena lebih banyak Yang daripada Yin. Dengan kata lain, lebih Yang (Tai Yang) sama dengan kurang Yin (Shao Yin). Sesuatu dikatakan Yin karena lebih banyak Yin daripada Yang. Dengan kata lain, lebih Yin (Tai Yin) sama dengan kurang Yang (Shao Yang).
Sebaik-baiknya sesuatu mesti ada buruknya, dan seburuk-buruknya sesuatu mesti ada baiknya. Maka menjadi kurang tepat jika mengatakan seseorang itu pandai. Lebih tepat jika mengatakan seseorang itu ‘lebih pandai.’ Serupa dengan hal itu, menjadi tidak tepat mengatakan seseorang itu ‘bodoh.’ Lebih tepat jika mengatakan seseorang itu ‘kurang pandai.’
Kenyataan menunjukkan pada kita, bahwa kekuatan selalu menyimpan kelemahan, dan kelemahan selalu menyimpan kekuatan. Inilah kiranya yang dimaksud tidak ada yang mutlak. Sering kali justru kelemahan seseorang ada pada kekuatannya, dan kekuatan seseorang ada pada kelemahannya. Orang yang tidak dapat melihat justru akan tajam mata batinnya, sementara yang dapat melihat sulit melatih mata batinnya. Maka jangan melupakan kelemahan karena kekuatan yang kita miliki, dan jangan melupakan kekuatan pada kelemahan yang kita miliki. Sebagaimana tersurat dalam kitab Yijing, bahwa dalam aman jangan melupakan bahaya, dalam keteraturan jangan melupakan kekacauan, dan dalam kelestarian jangan melupakan kemusnahan.
Nabi Kongzi bersabda: “Bahaya ialah bagi yang merasa aman dalam kedudukannya; kemusnahan ialah bagi yang merasa lestari dalam keterlindungannya; kekacauan ialah bagi yang merasa segalanya teratur. Maka seorang susilawan di dalam aman tidak melupakan bahaya; di dalam kelestariannya tidak melupakan kemusnahan; dan dalam keteraturan tidak melupakan kekacauan. Dengan demikian dirinya selamat dan negerinya terlindung”. (Babaran Agung. B Bab V: 39)
Namun demikian, ketidakmutlakkan atau relativitas bukan sekadar menunjukkan kekurangan atau kelemahan seseorang menyimpan kelebihan dan kekuatan atau sebaliknya. Tetapi juga menunjukkan bahwa kelemahan
31
   Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
          

























































































   37   38   39   40   41