Page 55 - Buku Paket Kelas 12 Agama Khonghucu
P. 55
Refleksi
Manusia pada kodratnya memang terpanggil untuk mengabdi kepada Tian, dan hal ini sudah merupakan suara hati nuraninya, karena itu adalah bentuk pengabdian kepada-Nya dalam persembahyangan, dan hal ini harus didasari oleh kesucian lahir batin agar berkenan kepada-Nya.
Dalam agama Khonghucu, perwujudan pengabdian itu didasari oleh tuntutan rasa zhong, dan zhong ini adalah Satya kepada apa yang di firmankan Tian, yaitu menepati kodrat kemanusiaan dengan menggemilangkan Kebajikan.
b. Sebagai Sikap Hidup
Dalam membentuk sikap diri dalam Zhong di kehidupan sehari-hari, marilah kita hayati beberapa ayat berikut: Zilu bertanya kepada Nabi Kongzi: “Kalau pangeran Wei mengangkat guru dalam pemerintahan, apakah yang akan Guru lakukan terlebih dahulu?” 2). Nabi bersabda: “Akan kubenarkan dahulu nama-nama”.
Nabi Kongzi dengan tegas telah memberikan suatu contoh tindakan yang utama dari cara menyelenggarakan pemerintahan, yaitu dengan membenarkan nama-nama. Menjadi jelas, bahwa nama itu harus tepat dan sesuai dengan yang dinamai.
Demikian juga dengan manusia, seharusnya tidak ingkar dari kodrat kemanusiaannya. Karena manusia itu mengemban karunia dan tugas dalam watak sejatinya maka segala tindakan yang dilakukannya harus selaras dengan watak sejati. Artinya, harus Satya kepada kodrat kemanusiaannya sesuai dengan firman-Nya.
Selanjutnya, kesamaan kodratnya sebagai manusia yang mengemban firman Tian, manusia mempunyai fungsi profesional atau predikat diri yang berbeda. Predikat dan fungsi sebagai anak; sebagai orang tua; sebagai bawahan; sebagai atasan; sebagai istri; sebagai suami; sebagai adik; sebagai kakak; sebagai yunior; dan sebagai senior.
47
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti