Page 89 - Buku Paket Kelas 8 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi pekerti
P. 89
Aktivitas Mandiri
Ceritakan pengalamanmu ketika sedang melaksanakan sembahyang Qing Ming!
Penting
Kelenteng (Miao) Sebagai Rumah Ibadah Khonghucu
1. Sejarah Kelenteng
Miao atau Kelenteng (dalam istilah Indonesia) sudah ada sejak awal turunnya Wahyu Tian dalam agama Khonghucu. Dalam Wu Jing dan Sishu, paling tidak di zaman Raja Suci Yao dan Shun (2356 – 2205 SM), sudah disebut tentang kuil untuk sembahyang kepada Tuhan dan Leluhur.
Nabi Kongzi meneliti dan mencatat kenyataan tentang pelaksanaan ibadah umat Ru, baik ibadah kepada Tuhan, Para Shen Ming, atau para leluhur. Didapati kenyataan bahwa peribadahan tersebut diatur sebagai berikut:
a. Ibadah kepada Tian Yang Maha Pencipta (Qian) hanya boleh dilaksanakan dan dipimpin kaisar (Huang Di) sebagai putra Tuhan (Tian Zi).
b. Sembahyang kepada Malaikat Bumi (Tu Shen) dilaksanakan oleh raja muda (Gong), dan berkembang menjadi persembahyangan bagi para suci (Shen Ming).
c. Sembahyang kepada Leluhur (Zu Zong) dimana yang wajib melaksanakannya adalah rakyat atau umat manusia.
Di zaman purba hingga masa kehidupan Nabi Kongzi para pembesar (Da Fu) sampai rakyat hanya boleh bersembahyang dan berdoa kepada arwah para leluhurnya. Ketika Nabi Kongzi menjabat sebagai Pembesar (Da Fu), Beliau mulai merenungkan agar sistem ibadah Ru Jiao dapat diajarkan kepada seluruh rakyat/manusia.
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti untuk SMP kelas VIII | 83