Page 175 - Buku Paket Kelas 11 Seni Budaya Semester 1
P. 175

          OTONG
Ke mana pun engkau pergi juwitaku, gadis impianku! (MEREKA MASUK)
IKAH
(SAMBIL DUDUK) Kelihatanya si Otong kita itu masih juga begitu meluapnya mencurahkan rasa cintanya kepada si Fatimah. (ANEN DIAM) Bangunlah Anen! Jangan seperti patung Rodin begitu. Dan amboi ... kenapa wajahmu begitu tampak menyedihkan?
ANEN
(SETELAH BERHASIL MENGUMPULKAN KEBERANIANNYA) Ikah ... justru aku tak tahu bagaimana aku harus memulainya ...
IKAH
Panggil saja aku Francesca, itu sudah merupakan langkah pertama yang baik.
ANEN
Ada sesuatu yang harus aku sampaikan kepadamu Francesca. Sesuatu yang sangat penting dan urgent.
IKAH
O ... itu Nen. Tetapi tidakah akan lebih baik apabila kita lupakan saja persoalan kita dulu?
ANEN
Melupakannya?
IKAH
Ya, itulah gaya New York, Anen. Lupakanlah! Tidak ada sesuatu pun yang harus dihadapi dengan berkerut-kerut dahi. Tidak ada sesutupun yang harus kita selesaikan secara berlebih- lebihan. Kita jangan terlalu banyak membuang-buang waktu, karena di Amerika bahkan hampir seluruh bagian muka bumi, kita telah dilanda krisis dan energy. Oleh karenanya, malam ini, berikanlah seluruh hatimu kepadaku, besok lupakanlah! Dan apabila kita berjumpa lagi, senyumlah, berjabatan tangan dan anggaplah semua itu sebagai sebuah permainan yang amat menyenangkan. Itulah gaya New York.
ANEN
Kau ini lagi ngomong apa Fra-ces-ca?
IKAH
Anen, pada waktu itu kau masih kekanak-kanakan. Aku belum dewasa, karena aku belum ditempa oleh udara New York.
ANEN
Kapan?
IKAH
Ketika kau dan aku bertunangan dulu. Sebab, sejak saat itu, sudah banyak sekali yang berubah pada diriku, Anen.
ANEN
Tapi ... itukan baru saja setahun yang lalu?
   Seni Budaya 169
        







































































   173   174   175   176   177