Page 97 - Buku Paket Kelas 11 Seni Budaya Semester 1
P. 97

          Sumber: www.mfiles.com.uk
Gambar 9.16 Lukisan tentang Permainan Musik Zaman Yunani Kuno
Dalam periode Yunani Kuno muncul dua aliran musik, yaitu musik untuk ibadah Dionysius dan musik untuk persembahan dewa Apollo. Musik aliran Dionysian berkecenderungan membangkitkan semangat, kegemparan, dan sfat-sifat lain yang kurang baik. Sedangkan musik Apollonian berkecenderungan menimbulkan ketenangan dan dorongan spiritual. Berdasarkan kecenderungan ini musik aliran Klasik disebut Apollonian dan aliran Romantik disebut Dionysian.
Meskipun demikian, dalam hal teori musik, zaman Yunani Kuno menghasilkan karya-karya yang cukup banyak dan monumental. Bahkan, teori musik yang lahir pada zaman itu masih berpengaruh dan menjadi acuan hingga masa kini. Ukuran interval-interval musik, termasuk pembagian oktaf ke dalam delapan nada yang dibuat oleh Pythagoras pada abad ke-6 SM masih digunakan hingga kini. Rumusan ide Harmoni dari Alam Semesta (Music of the Spheres)-nya juga menjadi ide yang sangat populer di kalangan ahli teori musik dari Abad Pertengahan.
Tangga nada diatonis asli dari Yunani disebut tangga nada doris, yaitu sebagai berikut.
Tokoh-tokoh seni musik yang dikenal pada zaman Yunani Kuno adalah Plato (427 – 247 SM), Aristoteles (384 – 322 SM), Aristexemos (350 – 300 SM).
2. Musik Zaman Romawi (mulai tahun 753 SM)
Kekuasan kekaisaran Roma sangat luas dan kuat sehingga stabilitasnya mampu membantu perkembangan kesenian. Alat-alat musik yang diciptakan dan dikembangkan oleh pemusik Roma pun semakin banyak dan bervariasi. Alat-alat musik yang lahir pada masa Romawi di antaranya: • Beberapa jenis musik tiup dari logam seperti trompet dan horn.
• Sejenis organ hidrolis dengan papan tuts yang memanfaatkan tekanan air sebagai peniupnya.
Alat-alat musik ini dipakai dalam teater-teater terbuka untuk mengiringi pertarungan para gladiator. Popularitas musik pada zaman Romawi Kuno ini semakin meningkat karena Kaisar Nero pun dikenal sebagai pemusik andal.
    senI Budaya 91
        























































































   95   96   97   98   99