Page 167 - Buku Paket Kelas 8 Prakarya semester 1
P. 167

        Kekayaan bahan pangan bumi Indonesia berlimpah ruah. Sebagai bangsa Indonesia, kita patut bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah menganugerahkan tanah air yang subur. Berdasarkan syair lagu Koesplus yang menyatakan ‘Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman’, isi syair lagu menggambarkan bahwa tanah air Indonesia sangat subur, sehingga tanaman apa pun dapat hidup, berbuah, dan berbunga. Mulai dari buah, sayur-mayur, kayu, akar, biji-bijian, dan umbi-umbian, semua dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan.
Berbagai macam serealia, kacang-kacangan, dan umbi-umbian mudah didapat di berbagai daerah Indonesia. Keanekaragaman sumber pangan yang sangat potensial tersebut meliputi sumber karbohidrat, vitamin dan mineral yang merupakan sumber pangan lokal. Produksi serealia terutama beras sebagai bahan pangan pokok dan umbi-umbian cukup tinggi, begitu pun dengan kacang-kacangan. Dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan serealia dan umbi-umbian sebagai sumber energi pun terus meningkat, serta kacang-kacangan sebagai sumber protein dan vitamin.
Oleh karena itu, untuk mempertahankan mutu dan persediaan bahan pangan tersebut sampai masa panen berikutnya diperlukan teknik pengolahan pangan serealia, kacang-kacangan, dan umbi yang benar. Penganekaragaman (diversifikasi) pangan untuk menjadi lebih dari satu jenis barang yang dikonsumsi sangat diperlukan dalam rangka mencukupi kebutuhan pangan masyarakat. Dengan adanya diversifikasi pangan akan mengatur atau mengelola pola konsumsi masyarakat. Selain itu, tujuan pengolahan pangan juga untuk memperpanjang waktu simpan, meningkatkan daya cerna, meningkatkan cita rasa, mempermudah dikonsumsi, dan meningkatkan nilai tambah bahan pangan.
Usaha penganekaragaman (diversifikasi) pangan sangat penting artinya sebagai usaha untuk mengatasi masalah ketergantungan pada satu bahan pangan saja. Sebagai contoh dengan mengolah serealia, kacang-kacangan, dan umbi-umbian menjadi berbagai bentuk awetan yang mempunyai rasa khas dan tahan lama disimpan, maka tidak perlu menunggu ketersedian bahan pangan tersebut sampai masa panen
   Prakarya
161
        




























































































   165   166   167   168   169