Page 198 - Buku Paket Kelas 11 Agama Hindu
P. 198
Setelah lama berasrama di Gelgel, seijin “Dalem” beliau melanjutkan perjalanan untuk menjelajah Nusa Bali. Di mulai dari Jembrana (Pura Rambut Siwi), ke Tabanan (Pura Pakendungan dan atau Pura Tanah Lot), di Badung (Pura Hulu Watu, Pura Bukit Gong, Pura Bukit Payung, Pura Sakenan {di Serangan}), di Gianyar (Pura Air Jeruk {Sukawati}, Pura Tugu {Desa Tegal Tugu}, Genta Samprangan {Desa Samprangan}, Pura Tengkulak {di Desa Syut Tulikup}), di Klungkung (Pura Batu Klotok, Pura Gowa Lawah {Desa Kusamba}), di Buleleng, Bali Utara (Pura Pojok Batu).
Dari Pura Pojok Batu (Buleleng), beliau berasrat untuk datang ke Lombok. Selama di Lombok beliau (Danghyang Dwijendra) diberi gelar Tuan Semeru. Di Lombok (Pura Suranadi {Lombok Barat}, Labuhan Aji {tempat pertemuan Seri Aji Selaparang – Tuan Semeru di Lombok Timur}).
Setelah Danghyang Dwijendra (Tuan Semeru) melintasi Lombok, beliau melanjutkan perjalanan menuju ke Sumbawa, untuk bertemu dengan saodaranya. Namun demikian sesuai informasi yang disampaikan oleh penduduk sekitarnya bahwa “saodara beliau sudah tiada” dan sementara itu beliau tetap melanjutkan perjalanan menuju ke (‘Gunung Tambora’, Denden Sari {gadis kecil yang mendapatkan penyembuhan dari Tuan Semeru}) konon setelah di Bali dikawinkan dengan cucu beliau bernama Ida Ketut Buruan Manuaba (Sugriwa, 1993:8-50).
Demikian perjalanan panjang Danghyang Dwijendra berawal dari Jawa (Bali – Lombok – Sumbawa) dan kembali di Bali menuju Asrama Mas, dan sekembalinya ke Gelgel diiringkan (diantar) oleh Pangeran Dawuh menjadikan Dalem sangat gembira. Selama perjalanan beliau Danghyang Dwijendra banyak
192 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13