Page 197 - Buku Paket Kelas 11 Agama Hindu
P. 197

 (Danghyang Nirartha) berkenan mengobati masyarakat yang tertimpa penyakit hingga sembuh total. Atas mujizat kesembuhan yang dimilikinya, maka sejak itu beliau diberi gelar Pendeta Sakti yang baru datang (Pedanda Sakti Bawu Rawuh), yang pandai bahasa Kawi (jawa kuno) raja pendeta guru agama (Danghyang Dwijendra).
Setelah beberapa lama Danghyang Dwijendra berasrama di Desa Wani Tegeh, Pangeran Desa Mas berasrat untuk memohon kedatangan beliau ke Desa Mas. Kedatangan Danghyang Dwijendra ke Desa Mas diketahui oleh Ki Bendesa Mundeh, di tengah perjalanan sampai di Desa Mundeh berasrat memohon berguru kepada Danghyang Dwijendra, dengan belas kasihan beliau, maka Ki Bendesa Mundeh dianugrahi debu tapak kaki beliau ketika berdiri di tengah jalan saat itu. Di tempat itu lambat laun dibangun tempat suci bernama Pura Resi atau Pura Gria Kawitan Resi sebagai tempat pemujaan Danghyang Dwijendra (Sugriwa, 1993:16).
Sangat panjang perjalanan beliau Danghyang Dwijendra dalam pengabdiannya menegakkan dharma. Dari Jawa (Majapahit/Wilwatikta) menuju arah timur melalui Daha, Pasuruan, dan Brambangan (Banyuwangi). Dari Banyuwangi beliau menyebrang ke Bali dengan peralatan seadanya dan sampailah di Pulaki. Dari Pulaki beliau melanjutkan perjalanan menuju ke; Desa Gading Wangi, Desa Mundeh (Pura Resi), Manga Puri (Mangui), Desa Kapal (Pura Sada), Desa Tuban, Desa Buagan (Pura Batan Nyuh), Puri Arya Tegeh Kuri (Badung), Desa Mas, Puri Gelgel (Ki Gusti Panyarikan Dawuh Baleagung sebagai utusan raja), Teluk Padang (Pura Silayukti) Padangbai.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 191































































































   195   196   197   198   199