Page 196 - Buku Paket Kelas 11 Agama Hindu
P. 196
bocor yang disumbat dengan daun waluh pahit, kepunyaan orang Desa Mejaya. Atas tuntunan dan petunjuk Ida Sang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, dengan tiupan angin barat yang baik, maka tiada berapa lama penyeberangan Danghyang Nirartha beserta istri dan putra-putrinya dengan mempergunakan peralatan yang sangat sederhana berlangsung dan tiba di pantai Bali barat dengan selamat. Sebab itu beliau Danghyang Nirartha di tengah lautan berjanji “tidak akan pernah mengganggu hidupnya waluh pahit seumur hidupnya sampai pada turunan-turunannya”.
Dalam penyeberangannya Danghyang Nirartha sampai lebih awal di pantai barat pulau Bali. Sementara menunggu kedatangan istri dan putra-putrinya, beliau sempat mengembalakan sapi bersama para pengembala sapi yang ada di sana. Lambat laun di tempat ini didirikanlah Pura Kecil yang diberi nama Purancak. Setelah kedatangan istri dan putra-putrinya atas petunjuk dari pengembala sapi, Danghyang Nirartha beserta rombongan melanjutkan perjalanannya menuju arah timur. Selama dalam perjalanan dengan menelusuri hutan belantara, berbagai macam rintangan dan hambatan dilalui oleh beliau dengan selamat. Atas kehendak Tuhan di tempat ini didirikanlah Pura Melanting sebagai tempat memuja Bhatari (Dewi) Melanting. Wilayah ini sekarang dikenal dengan nama Pulaki (Mpulaki/Dalem Melanting).
Dari wilayah Pulaki, Danghyang Nirartha beserta rombongannya melanjutkan perjalanannya ke arah timur dan akhirnya sampailah di Desa Gading Wangi. Pada saat itu penduduk Desa Gading Wangi sedang tertimpa wabah penyakit yang sangat membahayakan jiwanya. Atas permohonan Kepala Desa (Bendesa) Gading Wangi dan rasa belas kasihan serta kesaktian beliau
190 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13