Page 338 - Buku Paket Kelas 11 Agama Hindu
P. 338

 Dari delapan sistem perkawinan di atas ada dua sistem yang dihindari dalam membangun kehidupan grhastha. Mengapa patut dihindari tentu karena berlawanan dengan norma-norma agama, norma-norma hukum. Kedua sistem perkawinan yang dimaksud antara lain: Raksasa Wiwaha dan Paisaca Wiwaha. Menurut tradisi adat di Bali, ada empat bentuk atau sistem perkawinan, yaitu:
1. Sistem memadik/meminang, yaitu pihak calon suami serta keluarganya datang ke rumah calon istrinya untuk meminang calon istrinya. Biasanya kedua calon mempelai sebelumnya telah saling mengenal dan ada kesepakatan untuk berumah tangga. Dalam masyarakat Bali, sIstem ini dipandang sebagai cara yang paling terhormat.
2. Sistem ngererod/ngerangkat, yaitu bentuk perkawinan yang berlangsung atas dasar cinta sama cinta antara kedua calon mempelai yang sudah dipandang cukup umur. Jenis perkawinan ini sering disebut kawin lari.
3. Sistem nyentana/nyeburin, yaitu sistem perkawinan yang dilaksanakan berdasarkan perubahan status hukum dimana calon mempelai wanita secara adat berstatus sebagai purusa dan calon mempelai laki-laki berstatus sebagai pradana. Dalam hubungan ini laki-laki tinggal di rumah istri
4. Sistem melegandang, yaitu bentuk perkawinan secara paksa yang tidak didasari atas cinta sama cinta. Jenis perkawinan ini dapat disamakan dengan Raksasa Wiwaha dan Paisaca Wiwaha dalam Manawa Dharmasastra.
332 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13





























































































   336   337   338   339   340