Page 339 - Buku Paket Kelas 11 Agama Hindu
P. 339

 Dalam perkembangan selanjutnya dikenal adanya sistem perkawinan Makaro lemah dan sistem campuran. Sistem Makaro lemah adalah upacara perkawinan yang dilaksanakan pada dua tempat (pihak purusa dan pradana) yang selanjutnya ke dua mempelai masing-masing diberikan hak pewaris. Sedangkan perkawinan campuran adalah perkawinan yang dilaksanakan oleh mempelai berdua masing- masing yang berbeda agama, suku adat dan bangsa.
Sesuai dengan ajaran agama Hindu yang bersifat fleksibel dan universal, sistem yang berkembang di setiap wilayah yang ada di Nusantara ini sepanjang tidak bertentangan dengan nilai-nilai luhur ajaran agama Hindu dapat dilaksanakan dan diterapkan.
Selain itu dalam ketentuan Pasal 57 dari Undang-Undang Perkawinan diatur tentang perkawinan campuran antara mereka yang berbeda kewarga- negaraan. Sebagai suatu kenyataan, tidak jarang terjadi perkawinan di antara mereka yang berbeda agama. Menurut Ordenansi Perkawinan campuran, maka hukum agama pihak suami yang harus diikuti. Terkait dengan hal ini, agar perkawinan dapat berlangsung dengan baik dan dipandang sah menurut Agama Hindu, dilaksanakanlah upacara sudhiwadani. Para rohaniawan yang memimpin (muput) upacara paWiwahaan tersebut melaksanakan upacara sudhiwadani kepada si wanita, yang sudah tentu diawali dengan suatu pernyataan bahwa si wanita sanggup mengikuti agama pihak suami. Setelah itu, barulah upacara Wiwaha itu dilaksanakan.
Pelaksanaan perkawinan dilarang apabila, kedua calon mempelai belum dapat memenuhi persyaratan sebuah perkawinan yang diinginkan. Larangan suatu perkawinan diawali dengan pencegahan. Hal ini bisa terjadi karena
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 333






























































































   337   338   339   340   341