Page 382 - Buku Paket Kelas 11 Agama Hindu
P. 382
“Nahan ta hetu mami n pegat sangkeng tibeng narakolaka; tattwanikang petung sawilih, hana wangsa mami sakiki, jaratkaru, ngaranya, ndan moksa wih taya, mahyun lupeteng sarwa janmabandhana, ta tan pastry, ya Sukla Brahmacari”
Terjemahan:
Beginilah sebabnya mengapa saya putus hubungan dengan dunia roh, kini tergantung pada sebilah bambu, hampir-hampir jatuh ke dalam neraka. Adanya sebilah bambu ini ialah bahwa saya masih mempunyai seorang keturunan yang bernama Jaratkaru, (tetapi) ia berkepentingan untuk mencari moksha melepaskan diri dari ikatan hidup kemanusiaan, la tidak mau kawin, ia menjalankan Sukla Brahmacari. Kata-kata leluhurnya ini dijawab, oleh Sang Jaratkaru: Hana n pwa marganta muliheng swarga, tan sangsaya rahadyan sanghulun kabeh, marya nghulun brahmacarya, ametanakbi panaka ni nghulun.
Maksudnya: Ada jalan untuk tuan pergi ke sorga. Janganlah tuan ragu dan takut. Hamba akan berhenti menjalankan brahmacari. Hamba akan kawin dan mempunyai anak.
Dari penggalan cerita di atas dapat diartikan, bahwa seorang yang tidak memiliki keturunan kelak leluhurnya terancam masuk neraka. Seperti petikan cerita di atas roh leluhur Sang Jarat Karu terancam masuk neraka, karena ia tidak memiliki putra/anak karena Sang jarat Karu melakukan Sukla Brahmacari. Oleh karena roh leluhurnya terancam masuk neraka, maka Sang Jaratkaru memutuskan
376 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13