Page 120 - Buku Paket Kelas 10 Agama Khonghucu
P. 120

        di kota Cirebon-Jawa Barat adalah juga merupakan salah satu Kongzi Miao/tempat ibadah Khonghucu, semua itu juga merupakan peninggalan sejarah yang telah berusia tua.
Kelenteng lain yang bernuansa Dao Pogong antara lain: di Bogor didirikan pada zaman VOC dan banyak tempat lain di seluruh Nusantara mulai dari Aceh hingga ke Timor-Timur.
Akhir abad ke 19 di seluruh pulau Jawa 217 sekolah berbahasa Mandarin, jumlah murid tercatat sebanyak 4.452 siswa sekolah, guru- gurunya direkrut dari negeri Zhongguo. Kurikulum mengikuti sistem tradisional yakni menghapalkan ajaran Khonghucu. Mereka adalah anak- anak pedagang dan tokoh masyarakat seperti Kapitan dan Lieutnant China. Siswa-siswa tersebut menempuh ujian di ibukota kerajaan Qing untuk menjadi seorang Junzi. Komunitas dagang Zhonghoa sudah sangat berkembang jauh sebelum kedatangan VOC. Jaringan Zhonghoa sudah meliputi Manila, Malaka, Saigon dan Bangkok. Jadi sejak awal perkembangan komunitas Zhonghoa sudah sangat luas.
3. Lembaga Agama Khonghucu di Indonesia
Dimulai dari didirikannya Kongjiaohui di Sala-Jawa Tengah pada tahun 1918 sebagai Lembaga Tinggi Agama Khonghucu (Matakin).
Tahun 1923 dilaksanakan kongres pertama Kongjiao Zonghui (Lembaga Pusat Agama Khonghucu) di Yogyakarta dengan kesepakatan memilih kota Bandung sebagai pusat. Pada tanggal 25 Desember 1924 diadakan kongres kedua di kota Bandung-Jawa Barat, yang antara lain membahas mengenai Tata Upacara Agama Khonghucu agar ada keseragaman dalam melaksanakan ibadah keagamaannya di seluruh Indonesia.
Pada tanggal 11 s.d. 12 Desember 1924 diadakan konferensi antar tokoh-tokoh agama Khonghucu di Sala, untuk membahas kemungkinan ditegakkannya kembali lembaga agama Khonghucu secara nasional setelah tidak adanya kegiatan karena pecahnya perang dunia kedua dan masuknya tentara Jepang ke Indonesia.
Pada tanggal 16 April 1955 berlangsung konferensi di Sala, dan disepakati dibentuknya kembali Lembaga Tertinggi Agama Khonghucu dengan memakai nama: Perserikatan K’ung Chiao Hui Indonesia (PKCHI) yang diketuai oleh Dr. Sardjono, yang kemudian mengadakan Kongres ke I pada tanggal 6-7 Juli 1956 di Solo, Konggres ke II tanggal 6-9 Juli 1957 di Bandung, Konggres ke III tanggal 5-7 Juli 1959 di Bogor, Konggres ke IV tanggal 14-16 Juli 1961 di Solo, pada Konggres nama PKCHI
  114
| Kelas X SMA/SMK
        
























































































   118   119   120   121   122