Page 134 - Buku Paket Kelas 10 Agama Khonghucu
P. 134
Mengapa mereka (Shen Ming) disembahyangi, dan dipercaya oleh masyarakat? Apakah mereka pada awalnya adalah orang-orang seperti kita? Apakah mereka dipuja dan disembahyangi karena dipercaya mempunyai ‘kekuatan’ sehingga dapat menolong umat manusia? Apakah Shen Ming sama dengan dewa-dewi?
Keberadaan Shen Ming dalam agama Khonghucu dapat dilihat dalam Kitab Sishu Wujing, antara lain:
• Fu Sheng Wang Zhi Ji Si Ye, Fa Shi Yu Min Ze Si Zhi, Yi Si Qin Shi Ze Si Zhi, Yi Lao Ding Guo Ze Si Zhi, Neng Han Da Huan Ze Si Zhi.
“Berdasarkan peraturan para raja suci tentang upacara sembahyang, sembahyang dilakukan kepada orang yang menegakkan hukum bagi rakyat, kepada orang yang gugur menunaikan tugas, kepada orang yang telah berjerih payah membangun kemantapan dan kejayaan negara, kepada orang yang dengan gagah berhasil menghadapi serta mengatasi bencana besar dan kepada yang mampu mencegah terjadinya kejahatan/ penyesalan besar.” (Liji, Jifa XX: 9)
• Kong Zi Yue, Jun Zi You San Wei, Wei Tian Ming, Wei Da Ren, Wei Sheng Ren Zhi Yan.
Nabi Kongzi bersabda, “Seorang memuliakan tiga hal, memuliakan Firman Tian, memuliakan orang-orang besar dan memuliakan sabda para Nabi.”(Lunyu. XVI: 8)
Jadi Shen Ming adalah roh (Shen) manusia yang pada masa hidupnya banyak berjasa bagi masyarakat, mereka memiliki pribadi yang baik, rela berkorban demi keadilan dan kebenaran. Shen berarti roh yang tidak nampak. Sementara Shen Ming berarti roh yang sudah nampak dalam wujud/bentuk patung yang selanjutnya di kenal dengan sebutan Jin Shen.
Shen Ming bukan lah dewa dewi, karena dewa dalam huruf cina (Zhongwen) tertulis Xian. Berdasarkan karakter huruf, Xian (仙) terdiri dari radikal huruf Ren (人) artinya manusia, dan Shan (山) artinya gunung. Jadi Xian atau Dewa itu adalah orang yang bertapa di gunung- gunung dan memiliki kesaktian/kekuatan-kekuatan gaib. Sedangkan Shen bukanlah orang-orang yang pada saat hidupnya sengaja bertapa di gunung-gunung untuk memiliki kesaktian, tetapi menjalankan kebajikan dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat sesuai dengan yang diajarkan oleh agama sehingga dihormati dan diteladani oleh masyarakat luas.
Nabi Kongzi bersabda, “Kita adalah manusia, tidak dapat hidup bersama burung-burung dan hewan. Bukankah aku ini manusia? Kepada siapa aku harus berkumpul? Kalau dunia dalam Jalan Suci, Qiu tidak usah berusaha memperbaikinya.” (Lunyu. XVIII: 6/4)
128
| Kelas X SMA/SMK