Page 21 - e-Modul Sejarah SMK MST-2
P. 21
Angkatan Udara dan pasukan terjun payung PDRI adalah penyelenggara pemerintahan
dikerahkan oleh Belanda untuk Republik Indonesia periode 22 Desember
membombardir lapangan terbang Maguwo dan 1948 hingga 13 Juli 1949. PDRI disebut juga
kawasan timur kota Yogyakarta. Tentara dengan Kabinet Darurat yang dipimpin oleh
Indonesia sangat terkejut dengan serangan Syafruddin Prawiranegara.
cepat yang dilakukan oleh Belanda dan tidak
mampu berbuat banyak. Pada sore hari 19 PDRI dibentuk tidak lama setelah Ibu Kota
Desember 1945, Yogyakarta berhasil dikuasai Yogyakarta dikuasai Belanda pada 19
oleh Belanda dan Istana pemerintah Indonesia
dapat ditaklukan. Selanjutnya, Belanda Desember 1948 saat Agresi Militer Belanda II.
melakukan penangkapan terhadap pemimpin Di mana pada waktu itu para pemimpin
tertinggi negara seperti Soekarno, Moh Hatta, Indonesia, seperti Sukarno, Moh Hatta dan
Agus Salim dan jajaran kabinet yang berada di Sutan Syahrir, dan Agus Salim ditangkap dan
Istana.
diasingkan Belanda ke daerah luar jawa.
PBB merasa sangat tersinggung dengan adanya Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan
Agresi Militer Belanda II. PBB menganggap
bahwa Belanda tidak memiliki etikat baik Kebudayaan (Kemendikbud), sebelum
dalam upaya penyelesaian masalah. ditanggkap, Sukarno dan Moh. Hatta
Selain itu, Amerika Serikat juga melemparkan menggelar rapat dan memberikan mandat
amarahnya kepada Belanda pada tanggal 22 kepada Syafruddin Prawiranegara yang pada
Desember 1945. Hal tersebut terlihat dari
tindakan Amerika Serikat yang menghentikan saat itu menjabat sebagai Menteri
dana bantuan kepada Belanda. Amerika Serikat Kemakmuran untuk membentuk pemerintahan
dan PBB sebagai kekuatan besar dunia
menyudutkan Belanda untuk mengadakan sementara.
gencatan senjata dan melakukan perundingan
damai sesegera mungkin.
Mendengar ibu kota lumpuh dan sejumlah
c) Pemerintah Darurat Republik tokoh ditangkap, Safruddin Prawiranegara
Indonesia (PDRI)
bersama Kol. Hidayat, panglima tentara dan
teritorium Sumatera mengunjungi Teuku
Mohammad Haasan, Gubernur Sumatera di
kediamannya mengadakan perundingan.
Kemudian mereka langsung menuju Halaban,
perkebunan teh yang berjarak 15 kilometer di
selatan Kota Payakumbuh. Di sana mereka
mengadakan rapat dengan sejumlah tokoh
pada 22 Desember 1948.
e-Modul SMK kls X 21
Sejarah Indonesia Bab-1 Semester 2