Page 58 - Peran dr. Mohammad Saleh dalam Memperjuangkan Kemerdekaan di Probolinggo
P. 58
Modul Sejarah Kelas XI KD 3.6
ABDULRAHMAN SALEH yang menjadi bandar udara di Malang. Beliau bersama
Bapak Adi Sucipto berangkat dari Singapura untuk membawa logistik untuk di
kirim ke Indonesia. Bapak Adi Sucipto di tembak jatuh oleh Belanda di Yogyakarta.
Sehingga, Pak Adi Sucipto menjadi nama bandar udara di Yogyakarta. Sementara
Bapak Abdul Rachman Saleh di Malang, karena memang kuliahnya di Malang.
Kemudian terakhir yang tinggal di rumah tersebut anak nomor 10 Bapak
ABUBAKAR SALEH, yang meninggal di Probolinggo 12 Pebruari 2008. Jadi rumah
tersebut kosong sejak tahun 2008-2012. Dan 2013 menjadi MUSEUM. Cucunya tidak
ada yang di Probolinggo, semua ada di Jakarta atau di kota-kota besar.
Sebelum rumah tersebut ditempati oleh dr. Mohammad Saleh, rumah
tersebut milik Pemerintah Hindia Belanda. Jadi, rumah dinas pegawai Hindia
Belanda yang ada di Probolinggo. Peninggalannya buku-buku tatanegara,
pemerintahan dan lain-lain. Indikasi bahwa rumah tersebut milik pegawai Hindia
Belanda. Karena Walikota pertama di Probolinggo yaitu orang Belanda. Sedangkan
Bupatinya orang pribumi. Jadi pertama didirikan itu kota Probolinggo kemudian
kabupaten Probolinggo.
Cikal bakal Rumah Sakit Umum Probolinggo, jadi rumah sakit pertama di dr.
Mohammad Saleh. Tetapi setelah merdeka di tahun 1945 Rumah Sakit Umum
berada di Jl. Ahmad Yani, yang jadi pimpinannya dr. Mohammad Saleh bersama
dengan dr. Dari Swiss, baru tahun 1985 diganti dengan nama Rumah Sakit Umum
Daerah dr. MOHAMMAD SALEH.
Museum dr. Mohammad Saleh, menjadi satu paket yaitu menjadi rumah
dinas, rumah sakit dan apotek menjadi satu. Rumah dr. Mohammad Saleh disebut
juga rumah BHINEKA TUNGGAL IKA, karena buat tempat berkumpulnya anak-
anak seluruh Nusantara. dr. Mohammad Saleh pernah mempunyai HOTEL
SEMERU yang berada disebelah Kantor Pos yang sekarang sudah tidak ada. dr.
58
@2021, Universitas Jember, Pendidikan Sejarah